REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perajin tenun di Desa Wisata Gamplong, Sumberrahayu, Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membidik peluang sektor wisata "meeting, incentive, convention, dan exhibition" (MICE). "Beragam kerajinan produk tenun khas Gamplong banyak diminati instansi-instansi untuk menjadi suvenir pada seminar-seminar," kata Ketua Pengelola Desa Wisata Gamplong Waludin, Rabu (28/6).
Menurut dia, kerajinan tenun yang banyak dipesan dalam kegiatan MICE di antaranya tas tenun. Dalam sebulan, sedikitnya rata-rata mendapatkan pesanan 200 tas tenun. Bahkan, bila sedang ramai pesanan bisa mencapai 500 buah dengan harga sekitar Rp 65 ribu hingga Rp100 ribu per buah.
Ia menyebutkan, selain dari wilayah DIY, pemesanan juga banyak datang dari Pangkal Pinang, Solo, Purwokerto, Medan, dan kota-kota besar lainnya. "Biasanya, pemesanan datang melalui 'gethok tular' (dari mulut ke mulut) dari satu konsumen ke konsumen lain. Pemesan dari luar daerah biasanya tahu setelah melihat label yang tertera. Biasanya pada bagian tas saya sertakan nomor kontak," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Sudarningsih mengatakan, pihaknya mendukung setiap langkah yang dilakukan perajin untuk mengembangkan usahanya. "Kami terus berupaya mempromosikan produk-produk kerajinan Sleman melalui berbagai media dan jalur pemasaran. Harapannya produk itu bisa lebih dikenal dan berujung pada peningkatan perekonomiaan masyarakat," katanya.