Rabu 28 Jun 2017 12:22 WIB

Arab Saudi: Tak Ada Negosiasi Tuntutan Terhadap Qatar

Rep: Dessy Suciati/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir
Foto: ibtimes
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan tak akan ada negosiasi terkait daftar tuntutan yang akan diberikan oleh Kerajaan Arab dan sekutunya kepada Qatar untuk mengakhiri krisis regional.

“Ya (tidak akan dinegosiasikan). Kami telah memutuskan, kami telah mengambil langkah dan sekarang kami serahkan kepada Qatar untuk mengubah perilaku mereka. Jika mereka menyepakatinya, semua akan berjalan lancar. Jika tidak, mereka akan tetap terisolasi,” kata Jubeir, dilansir dari Aljazeera.

Seperti diketahui, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan menjatuhkan sanksi terhadap negara itu pada 5 Juni. Keempat negara tersebut menuding Qatar telah mendukung terorisme.

Kendati demikian, keempat negara Arab tersebut belum memberikan bukti apapun atas tuduhannya. Sementara itu, Qatar berulang kali menegaskan dan membantah tuduhan dukungan terhadap terorisme.

Selang dua pekan, blok yang dipimpin oleh Arab Saudi tersebut mengeluarkan 13 daftar tuntutan kepada Qatar pada Kamis. Jika Qatar menyetujui daftar permintaan tersebut, maka sanksi yang dijatuhkan pun akan dicabut. Keempat negara itu memberikan tenggat waktu hingga 10 hari kepada Qatar.

Tuntutan tersebut di antaranya, bahwa Qatar menutup jaringan media Aljazeera, menutup sebuah pangkalan militer yang berbasis di Turki, serta mengurangi hubungan dengan Iran. Pejabat Qatar pun segera menolak tuntutan tersebut.

“Daftar tuntutan tersebut mengkonfirmasi apa yang telah dikatakan oleh Qatar sejak awal. Blokade ilegal tak ada kaitannya dengan pemberantasan terorisme. Hal itu justru dilakukan untuk membatasi kedaulatan Qatar dan mengalihkan kebijakan luar negeri kita,” kata Sheikh Saif bin Ahmed Al Thani, direktur Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar.

Lebih lanjut, Qatar pun tengah melihat kembali tuntutan tersebut dan tengah menyiapkan tanggapan resmi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement