Rabu 28 Jun 2017 15:54 WIB

Hotel dan Restoran di Lombok Kantongi Sertifikasi Halal

Rep: MUHAMMAD NURSYAMSYI/ Red: Ilham Tirta
Sertikasi halal restoran (ilustrasi).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Sertikasi halal restoran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi Faisal mengatakan, rata-rata perhotelan dan restoran di Lombok sudah mengantongi sertifikat halal. Hal ini diperngaruhi branding wisata halal yang diusung Pemerintah Provinsi NTB sehingga para pelaku usaha menyesuaikan diri.

"Alhamdulillah, hampir rata-rata hotel dan restoran di Lombok sudah mengantongi sertikasi halal MUI," ujar Hadi kepada Republika.co.id di Mataram, Rabu (28/6).

Hadi menyebutkan, kebanyakan hotel di Lombok sudah memenuhi kategori Hilal 1 sebagai hotel yang menyediakan fasilitas untuk wisatawan Muslim, mulai dari adanya mushala, arah kiblat dan keran berwudhu di setiap kamar, hingga restoran yang terjamin kehalalannya. Kelengkapan ibadah lain seperti sajadah, Alquran, sarung, hingga mukena pun dipersiapkan guna mempermudah ibadah para pengunjung. "Rata-rata hotel yang ada di Lombok sudah mempunyai mushala," ungkap Hadi.

Hadi mencontohkan, sedikitnya 60 hotel dan restoran di Lombok Tengah sudah memenuhi kategori tersebut. Jumlah hotel dan restoran yang memiliki sertifikasi halal MUI di Kota Mataram dan Pantai Senggigi tentu lebih banyak lagi.

Untuk kategori yang lebih tinggi, yakni Hilal 2 dan Hilal 3 yang akan menanyakan status pasangan tamu yang datang juga mulai dirancang beberapa hotel di Kota Mataram. Di antaranya Hotel Grand Madani yang berada tidak jauh dari Kompleks Islamic Center NTB.

"Dengan hilal satu saja, orang sudah nyaman berkunjung ke Lombok. Tamu bisa dapat makanan yang halal, ada mushala, dan arah kiblat," ucap Jadi.

Hadi bersyukur, antara konsep wisata halal dengan konvensional tidak mengalami benturan yang berarti. Meski sempat melalui perdebatan panjang di awal, namun saat ini sudah tidak terjadi lagi. Pasalnya, konsep wisata yang ramah terhadap wisatawan Muslim justru memiliki dampak cukup signifikan bagi kemajuan sektor pariwisata Lombok.

"Ternyata kita jualan ini, turis Malaysia dan Singapura datang begitu banyak. Bahkan, ada banyak penerbangan dari luar negeri dan domestik ke Lombok dibuka karena isu halal ini," kata Hadi.

Branding wisata halal juga menimbulkan dampak domino bagi perekonomian masyarakat. Warga yang memiliki tanaman buah dan sayur bisa suplay ke hotel. Belum lagi tumbuhnya sektor kerajinan tangan dan oleh-oleh.

"Turis asing pun sangat memaklumi dan nyaman. Konsep wisata halal justru akan lebih membuat wisatawan nyaman dan aman apa yang dia makan. Saya bilang halal itu pasti higienis," kata Hadi menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement