Rabu 28 Jun 2017 17:33 WIB

Harga Cabai di Kotabaru Capai 100 Ribu per Kg

Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU, KALSEL -- Harga cabai di pasar-pasar harian di Pasar Kemakmuran di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan usai Lebaran 2017 mencapai Rp 100.000 per kilogram.

Seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Subuh, Kotabaru, Utuh, Rabu (28/6), mengatakan sejak pasar kembali beraktivitas setelah lebaran harga cabai langsung melonjak Rp 100.000 dari biasanya sekitar Rp 60.000 per kg.

"Salah satu penyebab melonjak harga cabai adalah pasokan berkurang, sedangkan permintaan masyarakat setelah lebaran lumayan banyak," katanya lagi.

Dia menyebutkan, harga cabai di Kotabaru dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan, yaitu kelompok cabai campuran seharga Rp 85.000 per kg, kualitas cabainya campuran dan banyak membusuk.

Cabai kualitas sedang, pilihan tidak ada yang busuk kisaran Rp 100.000 per kg, dan cabai putik gagang seharga Rp 110.000 per kilogram.

Selain harga cabai, sebagian sayur-mayur terutama yang didatangkan dari luar Kotabaru juga merangkak naik harganya, namun tidak signifikan, seperti kol, buncis, wortel, daun bawang prei, dan kembang kol.

Seorang pedagang besar di Pasar Kemakmuran, Kotabaru, Daokeh, mengatakan sudah beberapa hari barang kirimannya dari Surabaya tidak bisa dikirim.

"Katanya sih kapal tidak boleh berlayar, tidak tahu kenapa. Hal ini membuat sebagian barang kosong," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar Kotabaru H Mahyudiansyah mengemukakan stok barang di Kotabaru mencukupi, sehingga kemungkinan terjadi kenaikan barang minim.

"Karena kenaikan harga barang biasanya dipicu oleh permintaan yang meningkat, distribusi berkurang, dan bisa juga disebabkan karena terjadi gelombang laut tinggi, sehingga kapal tidak diperkenankan berlayar," katanya pula.

Kondisi tersebut menyebabkan barang yang beredar di pasaran terus menipis, sementara permintaan tetap tinggi sehingga terjadi kenaikan harga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement