Kamis 29 Jun 2017 09:03 WIB

Indomaret Point Belajar dari Kegagalan Sevel

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ratna Puspita
Minimarket Seven Eleven.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Minimarket Seven Eleven.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indomaret Point tidak ingin mengulangi kegagalan 7-Eleven yang mengalami kebangkrutan sehingga waralaba tersebut harus tutup pada akhir bulan ini. Indomart melakukan berbagai upaya agar bisnis tetap berjalan. 

Team Leader Indomaret Point Sahardjo, Jakarta Selatan, Heri Kiswanto, mengatakan 7-Eleven atau dikenal dengan Sevel menjadi contoh mengelola minimarket. Indomaret Point belajar dari pengalaman Sevel dari hal kecil soal saus. 

Sejak awal, Indomaret Point membatasi pemberian saus hanya pada pembelian makanan-makanan tertentu. "Untuk snack tidak diperkenankan menggunakan saus," kata dia ketika ditemui Republika di tempat kerjanya, Rabu (28/6). 

Dia menjelaskan saus keju dan saus bolognese merupakan produk andalan Sevel. Awalnya, Sevel memberikan saus ini secara cuma-cuma alias gratis. Pelanggan juga bisa mengambil saus dengan jumlah yang banyak.

Pelanggan juga bisa membubuhkan saus di berbagai jenis makanan, termasuk makanan ringan atau snack. Perlahan, Sevel membatasi saus yang boleh diambil pelanggan. 

Kemudian, Sevel mengharuskan pelanggan mengoroh kocek Rp 2 ribu untuk satu sachet saus. "Begitu dibatasi langsung sepi. Kami tidak mau seperti itu," kata Heri. 

Ketiadaan saus membuat Indomaret Point memiliki keunggulan dibandingkan Sevel, yaitu harga yang lebih murah. Heri mengatakan Indomaret Point juga tidak terlalu banyak menjual produk impor sehingga harganya lebih terjangkau dibandingkan Sevel. 

Keunggulan lain Indomaret, yaitu kemampuan beradaptasi dan mengikuti tren. Awalnya, Indomaret hadir sebagai toko yang menjual barang kebutuhan pokok atau menyasar pasar keluarga. 

Setelah kemunculan Sevel, Indomaret juga menyasar pasar anak muda dengan membuat Indomaret Point. Indomaret juga memiliki lini usaha Indomaret Plus dan Indomaret Fresh yang menjual sembako lengkap dengan sayur-mayur dan buah-buahan.

Diversifikasi ini yang membuat Indomaret bisa bertahan. Larangan menjual alkohol di minimarket memang sempat membuat penjualan mengalami penurunan. Heri mengatakan penjualan penjualan minuman beralkohol memang menjadi yang paling laku di gerainya. 

Namun, ketika larangan itu dikeluarkan, Indomaret Point tidak langsung jatuh seperti Sevel. "Pasti ada faktor lain //lah//. Bukan hanya karena larangan itu," ujar Heri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement