REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri mengaku sudah melihat rekaman video perekrutan penerimaan Taruna Akpol 2017. Diduga ada ketidakberesan dalam perekrutan yang terjadi di Polda Jawa Barat. Mabes Polri nyatakan sikap akan mendalami hal tersebut.
"Kita sudah melihat video tersebut kemudian dalam kapasitas sebagai satuan atas kita akan mendalami informasi tersebut," ujar Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Porli, Jakarta Selatan, Kamis (29/6).
Martinus mengaku belum bisa memberikan komentar lebih jauh terkait isi video. Pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu isi dari video dan mengkonfirmasi kepada Polda setempat. "Nanti kita akan pelajari dulu apa yang terjadi dan kemudian baru kita lakukan sikap apa yang (akan) kita sampaikan," ujarnya.
Namun yang pasti kata dia, memang informasi yang beredar ada ketidakpuasan masyarakat dalam sistem perekrutan taruna Akpol di Jawa Barat. Sehingga pihaknya berjanji akan menindak lanjuti hal tersebut dan apabila ditemukan kecurangan maka akan dilakukan penindakan. "Bila nanti ini terkait dengan adanya satu pelanggaran-pelanggaran tentu akan kita tindaklanjuti. Kita lihat nanti," ujarnya.
Pada prinsipnya, kata mantan kabid Humas Polda Jawa Barat ini bahwa dalam perekrutan nilai milik para peserta sudah dapat diketahui setelah peserta melewati rangkaian tes. Karena prinsip perekrutan taruna Akpol adalah bersih, transparan, akuntabel, dan humanis (Betah). Dengan demikian hal tersebut berguna untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan selama perekrutan.
Para calon taruna Akpol pun dapat langsung mengetahui berapa nilai yang didapatkannya. "Setiap tes itu kita sampaikan nilainya, sehingga sejak awal orang tahu, nomor urut berapa dia dan kira-kira dia masuk atau tidak, seperti itu. Jadi secara terbuka," kata Martinus.
Baca juga: Penerimaan Taruna Akpol Jabar Tuai Kontroversi