Kamis 29 Jun 2017 18:10 WIB

Polisi Diminta tak Kaitkan Penyerangan di Sumut dengan Islam

Rep: FUJI EKA/ Red: Ilham Tirta
Lokasi penyerangan di Mapolda Sumut.
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Lokasi penyerangan di Mapolda Sumut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda Muhammadiyah Sumatra Utara (Sumut) meminta aparat dan masyarakat tidak mengaitkan kasus penyerangan di Mapolda Sumut dengan Agama Islam. Sebab, Islam tidak mengajarkan atau menganjurkan melakukan teror.

"Tidak ada ajaran dalam Islam boleh menyerang siapa pun dan agama apapun," kata Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumut, Basir Hasibuan kepada Republika.co.id, Kamis (29/6).

Basir mengatakan, jangan sampai, karena seolah-olah penyerang kebetulan mengucapkan Allahu Akbar, kemudian dihubungkan dengan Agama Islam. Pihaknya meminta aparat penegak hukum khususnya Mabes Polri agar menegakkan hukum tidak memakai sistem sniper. "Yakni, hanya menembak sasaran yang diinginkan walau belum tahu betul kesalahannya," ujarnya.

Menurutnya, ketimpangan hukum, ekonomi serta ajaran sesat akan memunculkan semangat ingin melawan dengan cara main hakim sendiri. Jadi, ditegaskan Basir, tidak ada kaitan teror di Mapolda Sumut dengan Agama Islam. "Itu murni teror untuk mencuri senjata demi kepentingan kriminal," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement