Jumat 30 Jun 2017 08:44 WIB

Niujie, Masjid yang Beri Pelayanan Ibadah Bagi Wanita Cina

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Dua remaja putri membaca Alquran di kompleks Masjid Niujie, Beijing, sembari menunggu waktu berbuka puasa.
Foto: AP
Dua remaja putri membaca Alquran di kompleks Masjid Niujie, Beijing, sembari menunggu waktu berbuka puasa.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Masjid Wanita Niujie menarik ratusan jamaah selama bulan suci Ramadhan. Tidak cuma komunitas Muslim setempat, masjid khusus wanita tersebut jadi tujuan populer bagi wanita Muslim asing yang mengunjungi Beijing. Dilansir dari Sputnik, Kamis (29/6), ruang shalat luas di masjid yang berada di distrik Xicheng itu kerap dibanjiri ratusan wanita berjilbab yang beribadah.

Selama Ramadhan, kegiatan itu terus berlangsung setiap hari. Lokasinya berada di ujung jalan atau berada dekat Masjid Niujie, salah satu masjid favorit Muslim Beijing. Hal ini jadi salah satu tradisi unik di Cina, karena banyak Muslimah Cina yang beribadah di tempat khusus wanita.

"Masjid khusus wanita di Cina merupakan perwakilan agama terbaik dengan karakteristik Cina, ini adalah bangunan yang menunjukkan rasa hormat kami terhadap wanita," kata Liu Jun yang merupakan Direktur Masjid Niujie kepada Global Times.

Selain memberikan pelayanan ibadah bagi wanita Muslim, masjid ini mengadakan pembelajaran tentang agama dan jadi identitas barunya. Itu jadi tempat menempa komunikasi internasional yang kerap dikunjungi Muslimah dari negara-negara Arab. Masjid Khusus wanita pertama di Beijing sendiri dibangun pada 1921 di Shouliu Hutong milik Xicheng, tapi hancur pada 1997 karena dianggap bobrok.

Pada 2005, pemda membangun lagi dekat Masjid Niujie dengan nama Masjid Wanita Niujie. Tidak ada data resmi jumlah masjid khusus wantia di Cina. Tapi, Profesor Shui Jingjun dari Akademi Ilmu Sosial Henan menulis di bukunya 'The History of Women Mosques in Chinese Islam, pembangunan pertama dilakukan di dataran tengah.

Liu menuturkan, kemunculan masjid khusus wanita merupakan hasil perpaduan tradisi Cina dan Islam. Muslim Cina telah dipengaruhi budaya dominan bangsa yang secara tradisional melarag wanita dari kehidupan publik. Ketika Muslim pertama datang ke Cina selama Dinasti Tang (618-907), mereka jadi tamu kehormatan.

Tapi, selama Dinasti Ming (1368-1644) Muslim Cina tidak disukai penguasa dan di bawah penganiayaan, Muslimah Cina harus ikut mentransmisikan iman. Jadi, pada awal abad ke-17, sekolah agama yang khusus untuk mendidik perempuan Muslim resmi berdiri. Pada akhir Dinasti Qing (1644-1911), sekolah-sekolah ini berkembang jadi masjid khusus wanita. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement