Jumat 30 Jun 2017 03:20 WIB

Sony Music Kembali Produksi Piringan Hitam

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Piringan Hitam
Foto: AFP
Piringan Hitam

REPUBLIKA.CO.ID, Sony Music sebagai salah satu perusahaan rekaman global terbesar dari tiga besar dunia, mengatakan akan mulai memproduksi vinyl (piringan hitam) lagi, untuk pertama kalinya sejak diproduksi pada 1989. Sony akan melanjutkan produksi vinyl domestik mereka pada Maret 2018 di Jepang, tepatnya di Barat Daya Tokyo.

Langkah tersebut dilakukan di tengah banyaknya permintaan 'piringan hitam' kuno, yang sekarang justru kembali menempati pasar utama. Pada suatu waktu, format ini sudah diperkirakan untuk menghilangkan terbitnya CD, unduhan dan streaming digital. Selama penurunan drastis produksi vinyl dari akhir 1980-an dan seterusnya, banyak pabrik rekaman vinyl tutup dan dengan produksi terbatas. Ini terjadi pada beberapa perusahaan independen spesialis.

Namun tahun ini, pendapatan vinyl global diperkirakan mencapai 1 miliar dolar AS (770 juta euro), dengan banyak konsumen yang mengaku kualitas suara vinyl lebih baik.

Analisis korensponden bisnis, Jonty Bloom, mengatakan, CD telah membunuh vinyl dan unduhan digital telah membuat vinyl mati dan terkubur. Namun kini vinyl sudah kembali. Sony, yang memainkan peran utama dalam membunuh vinyl dengan mengembangkan CD, kini telah melihat CD berhasil diganti oleh teknologi musik lainnya, seperti unduhan dan streaming.

Namun, vinyl kembali semakin populer untuk ke dua kalinya. Formatnya telah diselamatkan dengan bertambahnya jumlah permintaan. Karena vinyl tidak hanya menarik konsumen nostalgia yang lebih tua, tapi juga generasi muda yang telah menemukan kembali kwalitas rekaman sesungguhnya, terutama di klub-klub dan festival musik.

Sony bahkan berjuang untuk menemukan insinyur lama yang mengetahui betul, bagaimana membuat rekaman melalui vinyl. Beberapa alasan kembali populernya vinyl, adalah ketika vinyl bisa kembali diperjualbelikan di toko-toko. Bahkan di Inggris pada 2016, penjualan vinyl menghasilkan lebih banyak uang daripada platform streaming. Walaupun biaya unit vinyl berkali-kali lipat lebih mahal dari streaming.

Vinyl telah semakin populer lagi dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh acara seperti Record Store Day di bulan April setiap tahunnya. Di mana perusahaan rekaman memproduksi single dan album dalam edisi khusus yang terbatas.

Langkah Sony beberapa bulan lalu dan dengan dilengkapi studio di Tokyo, terdapat mesin bubut yang nantinya digunakan untuk menghasilkan cakram master yang dibutuhkan untuk pembuatan vinyl. Sony belum mengatakan judul lagu mana yang akan direkam dari vinyl. Namun penjualan terbesar dalam format akhir-akhir ini, adalah campuran dari item katalog klasik dan rilis modern oleh band baru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement