REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Keuskupan Agung Sydney tidak akan membayar biaya pengadilan bekas uskup agungnya, Kardinal George Pell yang akan kembali ke Australia untuk menghadapi tuntutan atas kasus penyerangan seksual di masa lalu.
Uskup Agung Sydney Anthony Fisher menggambarkan Pell, pendahulunya, sebagai seseorang dengan integritas dan iman yang besar, terpuji sepenuhnya. "Keuskupan akan membantu akomodasi bagi Kardinal dan dukungan seperti yang sepantasnya diberikan bagi semua uskup atau pastor, tapi tidak bertanggung jawab atas tagihan biaya hukum Kardinal yang muncul karena masalah ini," katanya.
Pell akan mengambil cuti dari tugasnya sebagai kepala sekretariat Vatikan, jabatan paling senior pada administrasi kepausan, untuk datang ke Melbourne ke pengadilan bulan depan. Ia berulang kali menyangkal sangkaan pelanggaran seksual. Pada konferensi pers di Roma kemarin ia mengatakan dirinya sebagai korban dari pembunuhan karakter berkepanjangan.
"Seluruh ide tentang pelanggaran seksual mengerikan buat saya," katanya.
Dakwaan terhadap Pell yang pernah lama memimpin Gereja Katolik Australia akan memasuki bulan final yang melelahkan dan mengejutkan bagi Royal Commission into Institutional Responses to Child Sexual Abuse. Uskup Agung Archbishop Fisher mengatakan, "korban harus didengar dengan hormat dan belas kasihan serta keluhan mereka diselidiki dan ditangani sesuai hukum".
"Kita harus membiarkan penegakan hukum yang tidak memihak," kata Fisher.
"Saya akan meminta semua orang agar berdoa bagi kebenaran dan keadilan untuk kasus ini, berdoa bagi Gereja kita pada masa yang sulit ini, dan tetap berdoa untuk mereka yang terpengaruh oleh pelanggaran seksual."
Izin Vatikan
Dalam konferensi pers dari Vatikan pada Kamis 29 Juni. Pell mengatakan ia telah berbicara dengan Paus Fransiskus tentang kasus ini. "Saya memberitahu Paus Fransiskus, Bapa Suci, secara reguler selama bulan-bulan yang panjang ini," kata Pell.
"Saya sudah berbicara dengan ia dalam beberapa kesempatan pekan lalu. Kami bicara tentang kebutuhan saya untuk cuti untuk membersihkan nama saya. Jadi saya berterima kasih kepada Bapa Suci telah mengizinkan saya cuti untuk kembali ke Australia," ujarnya.
Juru bicara Takhta Suci Vatikan Greg Burke mengatakan sejak saat ini, Pell tidak akan melakukan kegiatan liturgi bagi publik. Tahta Suci akan terus mengawasi kasus ini secara lebih dekat, karena media internasional mengalihkan perhatian pada rekam jejak Vatikan mengenai dugaan pelanggaran.
Josh McIlwee, seoang jurnalis dari National Catholic Reporter, mengatakan: "Paus tidak punya pilihan. Ini tentang pejabat tingkat tertinggi di gereja. Dia kini didakwa pelanggaran seksual, dan ia harus diberi cuti."
Harian di Irlandia, negara dengan mayoritas penduduk Katolik Irish Times menggambarkan perkembangan ini sebagai "menakjubkan," sementara banyak pengamat Vatikan mengira ini akan mengakibatkan pergolakan besar pada Takhta Suci.
Harus adil
Sebuah layanan dukungan bagi korban pelanggaran seksual mengatakan langkah Kepolisian Victoria mendakwa Pell penting bagi kesadaran masyarakat tentang masalah ini. Pam Stavropolous dari Blue Knot Foundation mengatakan ini menunjukkan siapa saja bisa didakwa.
"Fakta seorang figur senior Gereja Katolik telah didakwa dengan pelanggaran ini sangat bersejarah," kata Stavropolous.
"Saya pikir ini mewakili massifnya kenaikan kesadaran dalam masyarakat tentang keseringan dan cakupan menyangkut pelanggaran yanbg mengerikan ini."
Paul Tatchel, seorang penyintas pelanggaran seksual oleh kepastoran mengatakan sistem hukum berjalan lambat untuk tujuan yang baik. "Karena ini harus teliti dan perlu adil. Satu hal dari ini adalah penyintas harus sangat kuat menghadapi dan menghargai kalau kita harus melewati semua proses. Dan semua orang berhak atas proses itu," kata Thatchel.
Pell dijadwalkan hadir di Mahkamah Pengadilan Melbourne pada 26 Juli.
Diterjemahkan pada 30 Juni 2017 oleh Alfred Ginting dari berita ABC News.