REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dua tahun lalu, publik Tanah Air sempat dikejutkan dengan berita kematian seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) bernama Akseyna Ahad Dori. Pria yang kerap dipanggil Ace itu tewas tenggelam di Danau Kenanga, UI Depok, Jawa Barat.
Namun, hingga beberapa Kapolda Metro mengalami pergantian, kasus kematian mahasiswa Fakultas MIPA, Jurusan Biologi, UI itu belum juga menemukan titik terang. Polda Metro Jaya selaku pihak yang bertugas menangani kasus itu pun menyatakan masih kesulitan menemukan petunjuk kasus ini.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, penyidikan kasus ini mengalami kendala hampir sama seperti kasus Novel. Metode yang digunakan pun kurang lebih sama.
"Tentunya pengungkapan kasus kan sudah saya sampaikan. Ada dua metode, metode deduktif, induktif. Kalau induktif tentu ada saksi-saksi yang kami periksa, sampai sekarang belum ada saksi yang melihat, jadi untuk yang menguatkan," kata Argo, Kamis (29/6) di Jakarta.
Argo mengungkapkan, keadaan di lapangan menyebabkan polisi sulit mengungkapkan kasus ini. Pasalnya, saksi dan bukti yang menjurus pada pelaku cukup minim.
"Karena situasi kondusi di lapangan atau di kost-kostan masih memerlukan keterangan saksi yang ada," kata dia.
Namun, Argo menegaskan, kasus ini akan terus berjalan. Dia pun mengungkapkan jika polisi akan terus berusaha mengungkap kasus ini. "Masih kami telusuri. Kami berupaya secepat mungkin. Kalau ada pelakunya pasti kami ungkap secepatnya. Tapi kan kondisi di lapangan berbeda dengan kasus yang lain," ujarnya.
Ace ditemukan sudah tidak bernyawa di danau Kenanga UI pada Kamis 26 Maret 2015 lalu. Ia diduga ditenggelamkan hidup-hidup menggunakan pemberat batu yang dimasukkan kedalam tas ransel. Ditemukan pula air dan pasir yang masuk ke dalam paru-paru Ace.