REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Festival Film Polisi 2017 ingin mengakhiri polemik film pendek berjudul Kau adalah Aku yang lain. Perdebatan mengenai film pendek tersebut membawa masyarakat ke arah yang kurang positif.
"Karena niatan kami tidak ada ke arah sana," ujar Ketua Panitia Festival Film Polisi 2017 Ajun Komisaris Ardilla Amry ketika dihubungi Republika, Jumat (30/6).
Penyelenggaraan festival, termasuk pemilihan pemenang, tidak pernah ditujukan untuk memunculkan kontroversi. Apalagi memojokkan umat Islam. Penyelenggara memilih tema 'Unity in Diversity' karena tema itu sedang menjadi isu penting sekarang ini.
Ardilla menambahkan panitia sebagai penyelenggara program tahunan Mabes Polri ini berusaha melakukan tugas dengan sebaik-baiknya. Namun, panitia tidak turut memilih pemenang.
Panitia menyerahkan proses penjurian kepada orang-orang profesional. "Kami penyelenggara. Namun penjuriannya itu tersendiri, terdapat enam juri," kata Ardilla.
Ardilla pun enggan memberikan penjelasan detail mengenai penyelenggaraan Festival Film Polisi 2017. Menurut dia penjelasan terkait film ini diutarakan oleh Humas Mabes Polri.
"Untuk sekarang memang kami tidak ingin ini menjadi berkepanjangan dan menjadi polemik baru," kata Ardilla.
Pada ajang Festival Film Polisi 2017, film berjudul Kau adalah Aku yang lain menjadi pemenang. Film garapan Anto Galon dan produser Ajun Komisaris Edigio Fernando ini mengangkat isu toleransi beragama di masyarakat, khususnya umat Islam.
Sayangnya, film yang kemudian diunggah oleh Humas Mabes Polri ke media sosial sehari sebelum Idul Fitri 24 Juni lalu langsung menuai polemik. Berbagai pihak mengecam cerita yang dinilai menyudutkan umat Islam di tengah suasana Idul Fitri tersebut.
Mabes Polri sudah menjelaskan proses penjurian festival ini dilakukan secara profesional. Kepolisian juga sudah menyampaikan permohonan maaf dari Anto Galon selaku sutradara karena pesan film ini tidak sampai seluruhnya.
(Baca juga: Sutradara Film Kau adalah Aku yang Lain Minta Maaf)