Jumat 30 Jun 2017 19:46 WIB

'Boikot Starbucks Tegaskan Identitas Bangsa'

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Starbucks
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Starbucks

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seruan boikot Starbucks di Indonesia terus digulirkan beberapa pihak. Itu menyusul pernyataan CEO Starbucks Howard Mark Schultz yang mempertegas dukungan dan mengkampanyekan kesetaraan LGBT, pernikahan sejenis, dan juga mempersilakan para pemilik saham yang tidak sejalan dengannya untuk hengkang dari Starbucks.

Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Komunikonten Institut Media Sosial dan Diplomasi, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, usulan boikot kedai kopi Starbucks di Indonesia memang perlu dilakukan. Tujuannya bukan hanya karena ekonomi semata, namun untuk mempertegas identitas sebagai bangsa yang ber-Tuhan dan Pancasilais.

"Boikot Starbucks bukan untuk memiskinkan yang punya. Namun, untuk mempertegas identitas kita di mata internasional," kata Hariqo saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (30/6).

Namun begitu, lanjut Hariqo, ada beberapa hal yang perlu ditiru dari kedai kopi asal Amerika tersebut. Yakni, Starbucks banyak diminati orang karena lokasinya yang strategis, sehingga mudah dijangkau, terlebih Starbucks berhasil membangun citra keren pada siapa saja yang minum kopi di sana.

Sehingga, lanjut dia, setiap orang yang minum kopi di Starbucks selalu memposting di akun media sosial konsumen. "Kita tidak sejalan dengan ideologi mereka. Namun, dari penjualan kita bisa meniru strategi mereka," ungkap Hariqo.

Karenanya dia mengimbau agar seruan boikot Starbucks itu juga dilakukan dengan memperlihatkan contoh nyata. Misalnya, Presiden, Menteri Pariwisata, Ketua Majelis Ulama Indonesia, dan tokoh-tokoh lain minum kopi di kedai kopi Aceh atau kopi lokal, lalu kegiatan ngopi tersebut di foto dan diupload ke media sosial. "Ini yang tidak terjadi. Kita harus melakukan audit para tokoh dan menteri, sudah sejauh mana dia mempromosikan produk-produk lokal ini. Penting sekali cara ini," tegas Hariqo.

Sebelumnya diberitakan, CEO Starbucks Howard Mark Schultz ketika pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks Schultz secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis untuk hengkang dari Starbucks.

Jaringan kopi Starbucks Indonesia juga memastikan tetap sejalan dengan pihak manajemen Pusat Starbucks di Amerika Serikat yang memberi dukungan terhadap LGBT. Hal tersebut disampaikan Marketing Communications dan CSR Manager, PT Sari Coffee Indonesia, selaku pemegang lisensi Starbucks Indonesia Yuti Resani pada Republika beberapa waktu yang lalu.

Dia mengatakan pihaknya tetap menghargai keragaman dan kesetaraan dan berkomitmen sejalan dengan kebijakan manajemen Starbucks.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement