REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film pendek berjudul 'Kau Adalah Aku yang Lain' menuai polemik di masyarakat. Konten dalam film pemenang Police Movie Festival IV 2017 itu dinilai sebagian orang tak sesuai dengan realita yang ada. Bagaimana tanggapan Anies Baswedan tentang film tersebut?
Awalnya Gubernur DKI terpilih ini enggan menanggapinya. Namun, Anies memberikan pandangan umumnya terhadap suatu karya seni, dalam hal ini perfilman. Kreatifitas secara umum, kata dia, harus diberi ruang seluas-luasnya.
Menurutnya, tak sedikit film-film yang memunculkan konflik nilai dalam kontennya tidak menghasilkan kontroversi. Hal itu bisa terjadi karena kematangan seorang sutradara, penulis naskah dan produsernya. Kematangan ketiga elemen itu akan menentukan kualitas atau mutu pesan yang ingin disampaikan dalam film.
"Karena dikelolanya dengan matang, tidak lebay gitu. Kalau sudah lebay ya orang muncul enggak enak karena berlebihan, ah ini enggak ada tuh kenyataan kayak begini," kata dia usai menonton film di Lippo Mal Kemang, Jumat (30/6).
"Begitu enggak ada, jadi kelihatan sekali anda membawa sebuah pesan dengan cara yang lebay," sambungnya.
Anies menambahkan, tak perlu ada aturan khusus terkait film, apalagi hingga mengatur kontennya. Kebebasan berekspresi harus diberi tempat dan dibuka seluas-luasnya. Pembuatan sebuah film, menurutnya, harus memperhatikan kepatutan umum. Setiap sutradara harus menjaga sensitifitas pada sebuah kreatifitas, pada kepatutan umum dan kelaziman di masyarakat.
"Seorang sutradara yang matang akan bisa mengirimkan pesan dengan baik, kreatif dan menarik. Tetapi kalau prematur nah munculnya jadi masalah di masyarakat," katanya.
Film 'Kau adalah Aku yang Lain' menjadi pemenang dalam festival film pendek yang digagas Mabes Polri atau Police Movie Festival IV 2017. Film ini diunggah ke Youtube, kemudian link-nya dibagikan melalui akun Facebook dan Twitter Divisi Humas Polri pada Kamis (23/6). Film ini menjadi kontroversi di media sosial. Youtube pun memutuskan menghapus video film tersebut dari lamannya.