REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menteri Pertahanan Qatar Khaled bin Mohammed al-Attiyah menilai negara-negara Teluk yang mengembargo negaranya tengah melakukan perang tanpa darah. Hal tersebut ia sampaikan pada Jumat (30/6), menjelang pertemuan dengan Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik.
"Negara-negara yang memberlakukan blokade telah mengumumkan perang tanpa darah. Apa lagi yang Anda sebut penutupan perbatasan darat, laut, dan udara untuk menyakit orang-orang dan merusak jalinan sosial Teluk?," ungkap al-Attiyah seperti dilaporkan laman Al Araby.
"Bahkan ternak dan unta pun terhindar dari penindasan ini," ujarnya menambahkan merujuk pada ribuan ternak milik Qatar yang terdampar di perbatasan tertutup dengan Arab Saudi.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Bahrain, dan Yaman telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Tidak hanya itu, mereka juga menerapkan blokade dan embargo sehingga membuat Qatar terisolasi.
Pakan lalu, Arab Saudi dan negara Teluk lainnya telah merilis 13 tuntutan kepada Qatar bila mereka ingin blokade dan embargo terhadapnya dicabut. Tuntutan tersebut antara lain menutup media Aljazirah, menghentikan aliran dana untuk kelompok teroris, serta memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
Qatar mengaku semua tuntutan tersebut tak akan mampu mereka penuhi. Sebab beberapa poin dalam tuntutan negara-negara Teluk dianggap tidak sesuai dengan realitas.