REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menegaskan teror yang terus terjadi terhadap aparat kepolisian sudah dalam tahap sangat memprihatinkan. Teror ini harus dilawan bersama oleh seluruh elemen bangsa.
"Penyerangan kepada aparat keamanan kepolisian sudah pada tahap yang memprihatinkan dan kita harus meningkatkan waspada tingkat satu. Teror terhadap aparat keamanan harus dilawan tidak hanya oleh aparat kepolisian tapi oleh seluruh masyarakat," kata Tjahjo melalui pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Jumat malam.
Sebagaimana diketahui usai shalat Isya pada Jumat (30/6), dua anggota Brimob ditusuk pria tak dikenal. Korban mengalami luka di bagian pipi. Sementara pelaku tewas ditembak.
Tjahjo mengapresiasi langkah tegas Kapolri yang meminta agar seluruh personel Polri meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terpadu dengan meningkatkan berbagai upaya deteksi dini dan intelijen.
Menurut Tjahjo semua pihak termasuk jajaran Polri, TNI, elemen masyarakat harus bersama-sama melawan teror.
"Sebagai Mendagri saya juga telah minta jajaran Kemendagri khususnya jajaran pemda provinsi dan kab/kota meningkatkan koordinasi," ujar dia.
Dia menekankan jajaran pemda melalui forum koordinasi pimpinan daerah (forkompimda) bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat setempat dan jajaran Satpol PP harus ikut mengamankan wilayah di bawah koordinasi kepolisian setempat.
Selain itu ditingkat RT/RW, kelurahan/desa harus dimulai diaktifkan siskamling warga setempat guna mencermati keadaan lingkungan, manakala ditengarai ada gerak-gerik yang mencurigakan di lapangan.
"Saya menyatakan prihatin atas penyerangan terhadap aparat kepolisian yang diserang baik di Jakarta maupun Medan. Kita yakin aparat Polri mampu membongkar siapa yang harus bertanggung jawab atas penyerangan tersebut," kata dia.
Sebelumnya di Sumatera Utara, Minggu (25/6), dua orang tidak dikenal juga melukai aparat kepolisian di Mapolda Sumut dengan benda tajam