REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Gubernur Maluku Said Assagaff mengimbau warga Hitumesing, dan Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, segera menghentikan pertikaian yang telah menyebabkan empat orang tewas. "Saya minta warga kedua desa bertetangga tersebut bisa menahan diri, jangan terprovokasi," kata Gubernur Said di Ambon, Sabtu (1/7).
Dia memandang, sejumlah kasus bentrokan antarwarga yang terjadi belakangan ini hanya karena tidak mampu menahan diri dan mudah terpicu emosi sesaat. Karena itu, dirinya minta, pertikaian ini segera dihentikan karena tidak ada yang diuntungkan, bahkan merugikan banyak pihak terutama anak-anak yang tidak bisa bersekolah dengan baik serta berbagai aktivitas masyarakat juga terhambat.
Menurut Said, jika konflik antarwarga terus berlangsung maka akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi di Maluku yang hingga Juni 2017 mencapai 6,4 persen serta peredaran uang yang semakin besar di masyarakat. Kondisi ekonomi yang tumbuh positif ini, katanya, perlu didukung dan dimanfaatkan semua komponen untuk menggenjok laju pembangunan di berbagai bidang termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di provinsi berjuluk 'seribu pulau' tersebut.
Gubernur meminta, warga kedua desa tersebut tidak memperpanjang perselisihan yang terjadi dan sebaliknya membangun perdamaian dan persaudaraan yang sejati. "Percayakan penyelesaian pertikaian ini kepada aparat kepolisian dan TNI yang telah bekerja untuk mengusut kasusnya hingga tuntas. Siapa pun yang bersalah harus diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku sehingga menimbulkan efek jera," ucapnya.
Dia juga meminta tokoh masyarakat dan pemuka agama kedua desa maupun di jazirah Leihitu untuk ikut berperan membangun dialog dan komunikasi dalam penyelesaian kasus kekerasan yang terjadi, sekaligus mengajak masyarakat untuk bersatu dan hidup damai dalam persaudaraan sejati.
Tiga tersangka
Sebelumnya Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus bentrokan antara warga Wakal-Hitumesing yang mengakibatkan empat orang meninggal akibat terkena benda tajam dan tertembak, serta beberapa warga menderita luka.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Richard Tatuh, mengatakan, ketiga tersangka sudah ditahan di Mapolres Ambon dan sedang menjalani pemeriksaan intensif masing-masing berinisial HW, BO, serta SL.
Sedangkan ratusan personel gabungan dari unsur TNI dan Brimob serta Shabara Polres Ambon masih ditempatkan di perbatasan kedua desa untuk menjaga kamtibmas, dan masyarakat diimbau mempercayakan proses penyelesaian secara hukum kepada aparat kepolisian.
Tatuh mengatakan, penyidik masih mengembangkan pemeriksaan secara intensif dan tidak tertutup kemungkinan jumlah tersangkanya akan bertambah karena diduga kuat terlibat dalam kasus perkelahian antara dua desa bertetangga.
Kasus bentrokan tersebut dipicu kasus kecelakaan lalu lintas. SM alias Zul (25) berboncengan dengan rekannya dari arah Desa Wakal menabrak Anti (12), warga Dusun Waepokol (Desa Hitu Mesing).
Insiden ini kemudian memicu emosi warga yang berujung bentrokan antara dan sedikitnya empat orang meninggal dan beberapa warga lainnya mengalami luka-luka.
Kabid Humas mengakui, situasi dan kondisi di kecamatan Leihitu secara umum kondusif dan aktivitas masyarakat berlangsung dengan lancar, di mana aparat gabungan TNI-Polri masih bertugas di perbatasan kedua desa.