REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua umum tim Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano berpendapat penangguhan regulasi pemain U-23 sangat merugikan tim. BTM menyebutkan keputusan PT Liga Indonesia Baru menangguhkan regulasi pemain U-23 hingga 30 Agustus 2017 sangat janggal, tidak konsisten dan sewenang-wenang.
"Hal ini juga merugikan tim karena persiapan yang kami lakukan berdasarkan regulasi awal, walaupun sejak awal regulasi itu dipertanyakan banyak pihak, termasuk kami dan klub peserta lainnya," kata dia di Kota Jayapura, Sabtu (1/7) malam.
Benhur pun mempertanyakan ihwal penangguhan itu. "Kenapa janggal dan tidak konsisten," kata dia.
Menurut Benhur kondisi seperti ini sama sekali tidak dibahas saat penetapan regulasi sebelum kompetisi dimulai, namun tiba-tiba penangguhan ini muncul dengan alasan yang tidak jelas.
"Mereka (Liga Indonesia Baru) bilang karena jumlah pemain dari klub yang dipanggil ke timnas tidak merata, nah ini kan pernah dibahas dulu dan mereka bilang itu risiko, harus dilihat kepentingan nasionalnya, tapi sekarang berubah," kata Benhur.
Benhur juga menyampaikan penerapan regulasi pemain U-23 adalah untuk pembinaan pemain muda. Hal ini diikuti oleh tim Persipura dengan menyiapkan tim memberikan porsi kepada pemain muda.
"Eh, mereka malah ubah. Kalau pembinaan berarti harus merata, kalau seperti ini berarti pemain yang tidak dipanggil ke timnas tidak mendapatkan menit bermain, dan pembinaan jadi terputus, pemain muda diabaikan, yang dipentingkan hanya pemain yang dipanggil timnas, dimana unsur pembinaannya," kata dia.
BTM yang juga Wali Kota Jayapura itu mempertanyakan PSSI yang sewenang-wenang dengan aturan. Padahal saat penerapan regulasi pemian U23 dan marquee player hampir semua klub sudah mempertanyakan hal itu.
"Termasuk kami tidak setuju, tapi itu dipaksakan dan kami pasrah saja, kami ikuti. Sekarang, entah dengan maksud dan tujuan apa tiba-tiba mereka tangguhkan regulasi pemain U23 itu, sama sekali tidak ada pembicaraan atau diskusi dengan klub atau tim, ini namanya sewenang-wenang," kata dia.
Dia pun berpendapat bagaimana kompetisi level tertinggi ini bisa berkualitas kalau seperti PSSI mengambil keputusan seperti ini. Dia pun mengingatkan pemenang kompetisi akan mewakili Indonesia juga diajang Asia.
Badan Sepak bola Asia (AFC) tidak pernah mengatur semaunya atau mengubah regulasi di tengah jalan. "Sayang sekali kalau terus seperti ini, mau dibawa kemana sepak bola kita. Kami tidak tahu setelah ini apalagi yang akan dirubah," kata dia.