Ahad 02 Jul 2017 10:31 WIB

Lebaran Topat di Lombok Berlangsung Meriah

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
 Warga mengikuti Lebaran Topat atau Hari Raya Ketupat
Warga mengikuti Lebaran Topat atau Hari Raya Ketupat

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Perayaan lebaran topat (ketupat) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Pantai Duduk, Batulayar, Lombok Barat pada Ahad (2/7) pagi, berlangsung meriah. Pertunjukan seni budaya khas Lombok membuka rangkaian acara yang menjadi tradisi bagi warga Lombok sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan, lebaran topat dikenal juga dengan lebaran nine (perempuan). Fauzan menyampaikan, lebaran topat merupakan penutup dari pelaksanaan ibadah puasa di awal Syawal.

Fauzan menerangkan, lebaran topat kali ini jauh lebih semarak lantaran masuk dalam agenda Pesona Khazanah Ramadhan yang digelar Pemerintah Provinsi NTB. Dengan demikian, kesemarakan lebaran topat begitu terasa lantaran seluruh kabupaten/kota yang ada di Lombok menggelar event tersebut.

"Kita memiliki kewajiban menjaga dan memelihara tradisi yang telah turun temurun yang dilakukan dan diwariskan oleh para leluhur kita," ujar Fauzan di Pantai Duduk, Ahad (2/7).

Dalam prosesi lebaran topat, lanjut Fauzan, tertanam nilai-nilai relijiusitas dan budaya yang sangat baik. Menurut Fauzan, khazanah budaya dan nilai keagamaan yang kental di Lombok juga menjadi pondasi kuat dalam menjaga harmonisasi dan kerukunan antar umat beragama.

"Terkait topat, ada lebaran topat dan ada juga perang Topat yang cerminkan nilai budaya yang luhur masyarakat Lombok, dan diharapkan bisa jadi bagi daerah lain karena tercermin nilai kebinekaan," ungkap Fauzan.

Menurutnya, lebaran topat juga menjadi sarana bagi warga Lombok dalam merajut tali silaturahmi. Biasanya, para warga akan berbondong-bondong mengunjungi makan para penyebar agama Islam seperti di Makam Batulayar dan juga ke sejumlah objek wisata seperti kawasan pantai.

Selain itu, Pemkab Lombok Barat juga menggelar lomba Dulang Pesaji yang diikuti sejumlah SKPD hingga pelaku industri pariwisata dengan menampilkan kreasi seni ketupat yang menarik perhatian warga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement