REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam Wiranto menegaskan TNI belum berencana mengirimkan pasukan ke Filipina untuk memerangi militan yang terafiliasi ISIS di Marawi dalam waktu dekat.
Wiranto mengatakan pemerintah sedang menyelesaikan berbagai rencana itu. Tetapi, dia menjelaskan, yang pasti dan sudah bergerak di lapangan, yaitu patroli maritim bersama.
"Untuk mengirim pasukan ke sana tidak gampang kan. Perlu ada persiapan, baik persiapan konstitusional, persiapan legislasinya, maupun persiapan berupa suatu penyamaan prosedur operasi bersama," kata Wiranto sebelum menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/7).
Menurut dia, mempersiapkan pengiriman pasukan ke negara lain itu tidak mudah prosedurnya. "Itu tidak mudah. Jadi kita tunggu sejauh mana, jadi jangan sampai ada isu kita sudah mengirimkan pasukan ke sana, belum. Kita sedang merancang suatu yang baik," ujar Wiranto.
Wiranto juga menghargai tawaran Filipina agar TNI bisa masuk ke Marawi dalam memerangi militan yang terafiliasi dengan ISIS. "Itu patut kita hargai karena mereka hargai Indonesia sebagai negara yang mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu operasi perkotaan seperti itu," kata dia.
Menko Polhukam mengatakan saat ini masih merancang prosedur operasi bersama dalam memerangi militan di Marawi tersebut. "Nah sekarang sedang kami rancang bersama bagaimana melakukan suatu prosedur operasi bersama, apakah latihan, atau operasinya, sedang digarap oleh AD, AL, AU," ujar dia.
Wiranto mengatakan terus melakukan komunikasi dengan Filipina. Dia menambahkan operasi bersama perlu persiapan waktu. Ketika ditanya apakah Presiden Joko Widodo sudah menyetujui rencana pengiriman pasukan tersebut, Wiranto menjawab, "Belum".