REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) mengevakuasi seekor bekantan yang masuk ke perumahan mewah Citra Land Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk mencari makan. Ketua SBI Kalimantan Selatan Amalia Rezeki di Banjarmasin Senin (3/7) mengatakan, evakuasi tersebut dilakukan, setelah pihaknya mendapatkan informasi dari warga tentang keberadaan hewan khas Kalimantan tersebut.
"Begitu kita mendapatkan informasi tentang adanya bekantan, kita langsung berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, untuk melakukan evakuasi," katanya.
Menurut Amalia, saat dievakuasi kondisi hewan berhidung panjang dengan kelamin jantan tersebut, dalam kondisi stres berat, dengan bagian muka sedikit terluka. Saat dalam penampungan, tambah dia, bekantan tersebut masih dalam kondisi stres berat. Kini sedang dalam perawatan tim SBI dibantu dengan mahasiswa kedokteran hewan dari Universitas Brawijaya.
Sejak beberapa tahun terakhir, tambah dia, SBI cukup banyak menemukan adanya bekantan yang berkonflik dengan masyarakat, baik itu masuk permukiman, masuk perkebunan dan lainnya. Hal itu terjadi, karena diduga banyak bekantan yang terdesak oleh beberapa alasan, seperti kebakaran hutan juga alih fungsi lahan dan lainnya. Sehingga kelompok bekantan yang sebelumnya hidup tenang di daerah tertentu, harus bermigrasi mencari tempat baru.
Saat bermigrasi tersebut, tidak menutup kemungkinan, bekantan tersebut terpisah dan harus mencari makanan untuk bertahan hidup. "Dari 30 kali evakuasi yang dilakukan SBI sejak 2014, ada sekitar 10 ekor bekantan yang berkonflik dengan masyarakat, antara lain dengan masuk ke lokasi perumahan," katanya.
Tentang tindaklanjut penanganan bekantan tersebut, Amalia menambahkan, pihaknya masih akan melihat perkembangannya, bila sudah memungkinkan untuk segera dilepasliarkan, maka akan segera dilepaskan untuk kembali ke habitatnya.
SBI merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan, yang cukup peduli terhadap keberlangsungan hidup hewan endemik Kalimantan ini. Menurut Amalia, saat ini kehidupan kera yang dikenal sangat pemalu tersebut, sekarang ini kehidupannya sudah terancam.
"Apalagi kera berhidung mancung itu merupakan hewan endemik yang hidup di lingkungan tertentu dan makannya tertentu pula. Seperti di Pulau Bakut ini yang banyak pohon rambai dan hutan mangrove," terang Amalia.
Sehingga tambah dia, seluruh warga Kalimantan, harus peduli dengan keberlangsungan hidup bekantan dengan memelihara lingkungan dan jangan menangkapnya untuk dipelihara atau di jual.