REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah belum bisa memastikan lamanya penutupan sementara Kawah Sileri yang berlokasi di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pascaletusan freaktif yang terjadi Ahad (2/7) siang.
"Sesuai kesepakatan, area tersebut ditutup. Masyarakat dilarang mendekat dalam radius 100 meter," kata Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana di Semarang, Senin (4/7).
Menurut dia, penutupan tersebut masih harus menunggu fluktuasi kondisi kawah tersebut. "Pada Minggu malam masih sempat terjadi empat kali letusan freaktif," tambahnya.
Ia menuturkan lamanya penutupan masih harus menunggu evaluasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Ketika nantinya dibuka, lanjut dia, diharapkan masyarakat tetap tidak mendekat dalam radius seratus meter sesuai yang ditentukan saat ini.
Pada letusan freaktif yang terjadi pada hari Minggu, kata dia, tinggi lontaran yang terjadi mencapai 150 meter.
Menurut dia, terdapat 12 wisatawan yang terluka dalam kejadian itu. Namun, kata dia, sebagai besar korban luka akibat terjatuh saat terjadi kepanikan.
Sementara itu, lanjut dia, kondisi secara umum kawah lain di kawasan Dieng relatif aman. "Akibat letusan kemarin tidak sampai berpengaruh terhadap penyebaran CO2," katanya.
Sebelumnya, Sebelumnya, letusan freatik dilaporkan terjadi di Kawah Sileri, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Desa Kepakisan, Kabupaten Banjarnegara. Letusan setinggi sekitar 50 meter tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB