REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat zakat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amelia Fauzia mengatakan, lembaga zakat memiliki kepedulian dan kreativitas tinggi untuk membantu masyarakat yang lemah (kaum dhuafa).
"Hal inilah yang menjadikan mereka mendapat kepercayaan masyarakat dan menjadikan mereka salah satu organisasi civil society," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (4/7).
Belajar dari organisasi zakat dan lembaga filantropi transnasional, lembaga zakat di Indonesia perlu memperkuat kapasitasnya agar lebih efektif dalam menyalurkan bantuan. Amelia juga menyarankan, agar lembaga zakat tetap teguh untuk tidak terlibat dalam politik praktis.
Menurutnya, mereka juga perlu meningkatkan wawasan dunia kedermawanan dan sinergitas dengan organisasi kedermawanan lintas batas. "Zakat adalah praktik yang kaya dengan nilai kepedulian, kebersamaan, keadilan dan perdamaian. Kesejahteraan tidak akan bertahan lama jika tidak ada semangat toleransi, perdamaian dan semangat saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Dikatakan Amelia, peradaban bisa hancur jika tidak ada nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian tidak ditanamkan. Dalam program yang dilakukan dan pendayagunaan bantuan, kata dia, lembaga zakat perlu memasukkan isu-isu kemanusiaan untuk menguatkan sisi kemanusiaan stakeholdernya.