Selasa 04 Jul 2017 11:43 WIB

Kirim Pasukan TNI ke Marawi Berisiko Tinggi

Rep: Santi Sopia/ Red: Nur Aini
Personil TNI AD (ilustrasi).
Foto: Antara
Personil TNI AD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah menilai wacana mengirim pasukan TNI bertempur melawan kelompok teror Maute di Marawi, Filipina terlalu berisiko. Di satu sisi, berisiko untuk TNI sendiri maupun Indonesia yang bisa menjadi sasaran ISIS. Kelompok teror Maute diketahui berafiliasi ke ISIS.

"Itulah yang menjadi kendala Indonesia. Kalau kita mengirim pasukan ke sana, nggak jelas status nya bisa jadi masalah," kata Teuku, di Jakarta, Selasa (4/7).

Menurutnya, masalah itu nantinya bisa terjadi dengan pihak ISIS maupun dengan struktur komando di Marawi. Menurut Teuku, daripada memasuki wilayah yang sangat tidak jelas sekaligus dengan aturan main tidak jelas, TNI tidak perlu mengirim pasukan ke Marawi, melainkan cukup berjaga di perbatasan.

"Di bawah perintah siapa bergerak di sana? Kerja sama seperti apa. Daripada memasuki satu wilayah yang sangat tidak jelas, aturan main yang tidak jelas, mendingan nggak usah," katanya.

TNI bertugas menjaga perbatasan darat, laut, maupun udara. Tugas pokok TNI, Teuku menambahkan, adalah melindungi Tanah Air. "Kalaupun mengirim, ya melindungi perairan sendiri. Terlibat di situ (Marawi) siapa yang ngasih mandat?" kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement