Selasa 04 Jul 2017 15:23 WIB

Tamansiswa Gelar Syawalan Sekaligus Peringatan Hari Lahir

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Gita Amanda
Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa, Ki Sri Edi Swasono
Foto: Republika/ Eric Iskandar
Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa, Ki Sri Edi Swasono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setiap usail lebaran, Majelis Luhur Tamansiswa selalu menggelar Syawalan. Namun, pada Syawalan kali ini, selain menggelar Syawalan, organisasi bentukan Ki Hadjar Dewantara ini juga sekaligus melakukan peringatan hari lahir.

Syawalan kali ini digelar berdekatan dengan hari lahir Tamansiswa yakni pada 3 Juli. Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa, Ki Sri Edi Swasono mengatakan, dalam peringatan hari lahir yang ke-95 ini, ia mengajak seluruh anggota majelis untuk mensyukuri atas perjalanan hidup cukup panjang yang telah berhasil dilalui.

"Perjalanan panjang ini merupakan perjalanan penuh perjuangan yang tidak hanya menggambarkan semangat hidup suatu organisasi, tetapo merupakan semangat untuk terus mengabdi kepada Ibu Pertiwi," kata Edi saat memberi sambutan dalam Silaturahmi dan Syawalan Keluarga Besar Persatuan Tamansiswa di Yogyakarta, Selasa (4/7).

Ia pun bersyukur peringatan hari lahir kali ini berdekatan dengan lebaran dan syawalan. Ia berharap, momen ini dapat menjadi momen untuk terus melanjutkan visi dan misi Tamansiswa.

Dalam kesempatan itu, ia juga ingin mengingatkan bahwa Tamansiswa pimpinan Ki Hadjar adalah badan perjuangan luar biasa. Di tengah penjajahan, sebelum mendirikan Tamansiswa, Ki Hadjar masih mengemban nama RM Soewardi Soerjaningrat.

Menurutnya, hal ini telah menunjukan sikap perlawanan terhadap penjajah. Baik terhadap Kerajaan Belanda maupun terhadap Pemerintah Hindia Belanda. "Seluruh lika-liku perjuanganya benar-benar menunjukan sikap nasionalistik dan patriotik," ujarnya.

Hal itu juga diuktikan dari keberaniaj Ki Hadjar untuk mendirikan sekolah nasional di tengah masa jajahan dengan mengajari murid-murid untuk mengusir penjajah dengan semangatbdan jiwa merdeka.

Edi menilai, ini adalah sikp keberanian yang luar biasa. Ini merupakan suatu keberanian yang dilahirkan oleh sikap "neng, ning, nung, nang". Oleh tekad ngandel, kendel, bandel, kandel dan berketeguhan hati tetep, antep, mantep.

Selain itu, Edi juga mengingatkan bahwa Ki Hadjar adalah tokoh pendidikan yang bijaksana. Sebab, Ki Hadjar memberi panduan kepada kita dalam menghadapi perubahan zaman dengan konsep SBII yang terdiri dari Sifat yang harus tetap, namun Bentuk, Isi, dan Irama yang boleh atau perlu berubah.

"Beliau mewariskan konsep SBII berdasar pandangan visioner dan pandanganya yang futuristik," kata Edi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement