REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih banyak kekurangan guru pendidikan agama Islam. Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama DIY M. Lutfi Hamid mengatakan, tercatat daerah itu masih membutuhkan hampir 1000-an orang.
''Kurangnya hampir 1.000 orang . Di Sleman saja saya pernah menghitung kekurangan guru agama Islam hampir 285 orang. Karena tidak ada penerimaan guru agama,'' kata Lutfi pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (4/7).
Dengan kurangnya guru, tentu saja tidak pemberian pendidikan agama Islam menjadi tidak optimal. Hal ini bahkan dimungkinkan diambil alih oleh mentor atau tutor keagamaan, yakni kelompok yang tidak bagus dalam koridor negara.
''Kalau menurut persepsi kelompok tertentu, siswa sudah diajari agama dengan baik, namun tidak baik dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia,'' jelasnya. Sebenarnya, untuk mengisi kekosongan guru agama, bisa diisi oleh penyuluh agama di DIY. Sehingga mereka bisa dimanfaatkan menjadi guru agama.
''Masalahnya belum ada sinergitas tentang hal ini. Namun, dalam waktu dekat kami bersama sama akan mendiskusikan hal itu dengan kepala dinas pendidikan DIY untuk kepentingan pemenuhan guru agama Islam,'' katanya.
Lebih lanjut, Lutfi mengatakan, bila sudah dikerjasamakan, maka untuk honor guru agama yang dari penyuluh agama akan dibicarakan secara teknis. Ia berharap untuk menutup kekurangan guru agama harus proporsional tidak asal-asalan serta jangan diserahkan kepada pihak atau kelompok seperti mentor atau tutor keagamaan yang tidak bagus dalam koridor negara.