Selasa 04 Jul 2017 17:03 WIB

Guru Agama Kurang, LP Maarif NU Kritisi Pemerintahan Jokowi

Guru agama menggelar aksi demo (ilustrasi)
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Guru agama menggelar aksi demo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU) mengkritisi pemerintah lantaran di sekolah saat ini kekurangan guru agama hingga 21 ribu.

Ketua Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU), Arifin Junaidi mengatakan, kekurangan guru di sekolah tersebut muncul lantaran pemerintahan Jokowi kurang peduli terhadap pendidikan agama Islam.

"Iya (pemerintah kurang peduli), pemerintah lebih mementingkan yang lain. Kalau pemerintahan Jokowi serius dengan revolusi mental maka pendidikan agama harus memperoleh perhatian berlebih," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/7).

Ia mengatakan, kekurangan guru agama dapat berdampak besar terhadap pembekalan agama dan pembentukan karakter generasi bangsa. Karena itu, kata dia, pemerintah perlu mempercepat pengangkatan guru agama.

"Tentunya dampaknya besar sekali. Jadi kalau misalnya kurang guru agama, sekolah-sekolah itu tidak bisa berjalan dengan baik, tentang pelajaran agama-agama Islam. Jadi sebenarnya kita juga masih butuh penambahan jam pelajaran agama Islam," ucapnya.

Ia menambahkan, salah satu hal yang menyebabkan kurangnya guru agama di sekolah tersebut yaitu karena minimnya pengangkatan guru agama sebagai PNS.

Ia membantah jika kekurangan guru tersebut karena disebabkan oleh kurangnya minat guru terhadap pelajaran agama.  "Jadi tidak benar kalau ini dikaitannya dengan turunnya minat menjadi guru agama," kata Arifin

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement