REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Kota Guangzhou masih sangat tergantung buah impor dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat China, khususnya di wilayah selatan.
"Beberapa komoditas dari Indonesia masih sangat kami butuhkan, terutama buah-buahan," kata juru bicara Pemerintah Kota Guangzhou Zhu Xiaoyi di Guangzhou, Selasa (4/7).
Ia menyebutkan bahwa Ibu Kota Provinsi Guangdong itu saat ini telah mencukupi 50 persen kebutuhan buah-buahan masyarakat di seluruh daratan Cina. Bahkan Guangzhou menjadi pasar terbesar buah-buahan di wilayah selatan Cina, seperti Hainan, Yunnan, Sichuan, dan Fujian.
Namun 80 persen buah-buahan yang dipasarkan di Guangzhou tersebut dipenuhi dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. "Oleh karena itu, kami berharap kerja sama dengan Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Kami tahu Indonesia punya banyak sumber daya alam, seperti buah-buahan," kata Deputi Direktur Jenderal Departemen Penerangan Partai Komunis Cabang Guangzhou tersebut.
Zhu menambahkan bahwa sudah hampir delapan tahun Guangzhou menjalin kerja sama dengan Kota Surabaya dalam program kota kembar.
Menurut dia, hubungan dengan Kota Surabaya, khususnya di bidang perdagangan cukup baik dan kedua kota tersebut telah sama-sama mendapatkan manfaat. "Kami ingin kerja sama diperluas karena saat ini hubungan dengan Indonesia makin dekat setelah Cina Southern Airlines membuka penerbangan langsung ke Jakarta dan Bali," ujarnya.
Pemkot Guangzhou juga berkeinginan memasarkan produk-produknya ke Indonesia, seperti yang rutin dilakukan di Singapura dan Paris dalam ajang "Guangzhou International Shopping Festival".
Selain salah satu kota industri terbesar, Guangzhou merupakan salah satu pintu utama masuknya berbagai komoditas dari Indonesia karena posisinya di selatan daratan Cina. Komoditas impor dari Indonesia melalui Guangzhou didistribusikan ke Cina bagian selatan, tengah, dan barat.