REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perseroan Terbatas Astri Indah Lestari pengelola Taman Wisata Alam Gunung Papandayan mempersingkat waktu tempuh jalur menuju Hutan Mati sebagai kawasan wisata panorama alam bekas letusan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Dari parkiran untuk menempuh Hutan Mati sekarang setengah jam paling lama," kata Direktur PT AIL pengelola Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, Tri Persada kepada wartawan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, Gunung Papandayan memiliki sejumlah titik wisata alam yang menarik untuk dikunjungi dan dinikmati wisatawan.
Ia menyebutkan, seperti kawasan kawah, tebing gunung, Pondok Saladah, taman edelweis dan Hutan Mati sebuah kawasan hutan yang terdampak letusan Gunung Papandayan.
Menurut dia, Hutan Mati menjadi salah satu wisata menarik yang kebanyakan dinikmati oleh pendaki saat menuju lokasi berkemah di Pondok Saladah. "Kalau dulu sebelum ada perusahaan, yang ke Hutan Mati itu hanya pendaki saja, sekarang siapa saja bisa ke sana," katanya.
Ia menyampaikan, sebelumnya wisatawan yang ingin ke kawasan Hutan Mati harus menempuh jarak satu sampai dua jam dengan berjalan kaki, dengan kondisi jalan cukup terjal.
Sekarang, kata dia, pihaknya membuka jalur baru sejauh 2 kilometer menuju Hutan Mati dengan kondisi jalan yang nyaman dan aman bagi wisatawan. "Jalan kaki aman, setiap pos ada petugas keamanan, bagi manula pun sekarang bisa ke Hutan Mati, kalau dulu tidak bisa karena jalannya terjal," katanya.
Ia menambahkan, kawasan wisata Hutan Mati itu memiliki daya tarik yang dapat membuat wisatawan kagum dengan panorama hutan yang gersang, banyak pohon tidak berdaun dan dataran tanah berwarna putih. "Hutan Mati ini indah, pasti kagum, makanya kita buat jalur agar bisa didatangi oleh siapa saja, bukan hanya pendaki," katanya.