Rabu 05 Jul 2017 10:54 WIB

Menhub Ungkap Pencapaian Angkutan Mudik 2017

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi
Foto: ROL/Fakhtar Lubis
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan beberapa hal positif yang dicatat pada penyelenggaraan angkutan Lebaran 2017. Dia juga mengapresiasi seluruh stakeholder yang telah bekerjasama merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan angkutan Lebaran 1438 Hijriah.

"Mudik tahun ini Alhamdulillah berjalan lancar dan ada beberapa indikasi positif," kata Budi melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/7).

Dia menyampaikan apresiasinya kepada beberapa pihak seperti, Kepolisian, Kementerian PUPR, PT Jasa Marga, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Pertamina, pemerintah daerah dan kooperatif yang telah bekerja keras untuk membantu kelancara mudik 2017.

"Basarnas dan teman-teman Media baik cetak, elektronik, online, dan media sosial juga sangat membantu kelancaran angkutan lebaran ini," tambah dia.

Budi mencatat beberapa indikasi positif pada penyelenggaraan angkutan lebaran tahun ini adalah angka kecelakaan yang tidak mencapai 60 persen dari jumlah kecelakaan pada masa angkutan Lebaran tahun lalu.

Pertumbuhan angkutan udara, kaya dia juga telah melampaui 10 persen, dan tingkat keterisian angkutan laut jarak pendek yang mencapai 80 persen. "Angka pemudik dengan kendaraan pribadi juga menurun," kata dia.

Dengan adanya peningkatan pertumbuhan penumpang angkutan udara yang melampaui 10 persen dalam dua tahun ini, Budi berpendapat ada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat di samping peningkatan pelayanan operator bandara dan maskapai yang telah berhasil mengurangi tingkat delay.

Sedangkan moda laut, Budi mengakui jumlah penumpang angkutan laut khususnya jarak jauh belum maksimal. "Saya optimis untuk angkutan laut jarak pendek seperti rute Jakarta-Semarang dari kapasitas sebanyak 20 ribu penumpang, tingkat keterisiannya sudah mencapai 80 persen," jelas Budi.

Terkait moda kereta api, lanjut Budi, demand kereta api sangat tinggi dan tidak sebanding dengan supplynya. Untuk itu, Budi mengatakan, pemerintah saat ini akan membangun kereta api dengan peningkatan kecepatan mencapai 150 kilometer/jam, dengan kapasitas penumpang tiga kali lipat lebih banyak.

"Dengan kereta ini jarak 700 kilometer dapat ditempuh dalam waktu 4,5 jam, tanpa berhenti," kata dia.

Akan tetapi dibalik keberhasilan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini, Budi mengungkapkan sejumlah masalah yang masih diperlukan jalan keluar seperti banyaknya pemudik pengguna jalan tol yang berhenti di tempat peristirahatan cukup lama dan parkir di badan jalan.

Terkait hal ini, dia telah menyampaikan kepada PT Jasa Marga untuk berinovasi dengan membuat cluster-cluster di setiap rest area yang mengedepankan aneka ragam kearifan lokal.

"Saya menyadari bahwa pemudik memiliki waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa untuk kembali ke Jakarta, sehingga memanfaatkan perjalanan pulang untuk leisure time dan berhenti di tempat istirahat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement