Rabu 05 Jul 2017 20:25 WIB

Penurunan Daya Beli tak Bisa Diukur Berdasarkan Pendapatan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Konsumen/ilustrasi
Foto: IST
Konsumen/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa penurunan daya beli masyarakat yang terlihat dari rendahnya tingkat inflasi inti sepanjang tahun 2017 ini. Hanya saja, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan bahwa lemahnya daya beli tidak bisa diukur menurut kelompok pendapatan masyarakat.

Ia menjelaskan, pelemahan daya beli bisa dilihat dari perlambatan penjualan ritel sepanjang tahun ini. Artinya, kelompok

masyarakat yang mengalami penurunan daya beli merupakan bagian dari konsumen industriu ritel yang saat ini menjamur di

seluruh Indonesia.

"Seperti saya bilang datanya bisa menggunakan data dari Bank Indonesia atau Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia). Bisa dipilah per kelompok barang, tapi tidak bisa dipilah per kelompok pendapatan," kata Suhariyanto, Rabu (5/7).

Ia menyebutkan, survei penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia dan data yang diambil dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menunjukkan bahwa penjualan eceran hingga paruh pertama 2017 masih mengalami pertumbuhan. Hal ini menurutnya paling tidak memberikan kepercayaan bagi investor bahwa pasar Indonesia masih cukup kompetitif.

"Hanya saja, meski tumbuh, namun penjualan eceran melemah dibandingkan tahun lalu," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement