Kamis 06 Jul 2017 06:48 WIB

Mayoritas Warga Prancis Nilai Islam tak Sesuai Budayanya

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Ruang ibadah muslim di Corsica, Prancis yang terbakar di tengah ketegangan maraknya unjuk rasa anti imigran di pulau tersebut.
Foto: franch24.com
Ruang ibadah muslim di Corsica, Prancis yang terbakar di tengah ketegangan maraknya unjuk rasa anti imigran di pulau tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah survei baru-baru ini menunjukkan kalau mayoritas orang Prancis percaya kalau imigran Muslim tidak mau berasimiliasi ke dalam budaya Prancis. Survei Ipsos Institute's itu mengungkap 65 persen warga meyakini ada masalah dengan populasi Muslim yang ada di Prancis saat ini.

Dilansir dari The Daily Caller, Kamis (6/7), sekitar 92 persen umat Katolik dan 81 persen orang Yahudi menganggap Islam tidak sesuai dengan masyarakat Prancis saat ini. Padahal, Januari 2015, 66 persen orang Prancis menilai Islam sebagai agama damai.

Jumlah itu turut menjadi 54 persen pada bulan Juli tahun ini. Sebagai perbandingan, 46 persen orang Prancis sekarang melihat Islam sebagai ancaman terhadap budaya Prancis, dan itu berbanding 33 persen yang setuju kalau mereka tidak lagi merasa di rumah karena imigran.

Padahal, Prancis merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki populasi Muslim terbesar. Menurut penelitian Pew research pada tahun 2016, umat Islam yang ada di Prancis mencapai angka 4,7 orang.

Meski begitu, Prancis sendiri telah menderita banyak serangan teroris yang dilakukan ISIS sejak 2015. Prancis, berulang kali meningkatkan keamanannya sejak serangan yang menimpa Paris pada November 2015.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement