Kamis 06 Jul 2017 08:03 WIB

Harga Tiket Kereta MRT Belum Bisa Dipastikan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Andi Nur Aminah
Proyek pembangunan jalur layang MRT koridor selatan-utara (Lebak Bulus-Bundaran HI) di kawasan Blok M, Jakarta, Sabtu (1/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Proyek pembangunan jalur layang MRT koridor selatan-utara (Lebak Bulus-Bundaran HI) di kawasan Blok M, Jakarta, Sabtu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT. MRT Jakarta) Agung Wicaksono mengatakan belum ada kepastian terkait harga tiket kereta MRT. Kereta MRT ini ditargetkan beroperasi pada Maret 2019. Menurut Agung, harga tiket MRT harus ditentukan oleh peraturan daerah atau perda.

"Benchmark di tiap negara rata-rata itu satu dolar Amerika, jadi kita ya Rp 13 ribu, Rp 12 ribu. Kita ini tergantung, bisa lebih, bisa kurang, lalu tergantung pemerintah. Kalau Rp 13 ribu ini kemahalan, saya maunya Rp 10 ribu, atau misalkan mau dibilang Rp 5.000, bisa saja. Tergantung pemerintah mau mensubsidi berapa," ujar Agung dalam forum diskusi di Bakoel Koffie, Rabu (5/7).

Penentuan harga tiket juga dihitung dari biaya operasional dan pemeliharaan kereta MRT. Begitu juga akan terkait dengan frekuensi pemeliharaan, pihak yang akan menyelenggarakan pemeliharaan kereta MRT, dan perhitungan biaya komponen. "Kita lagi menghitung komponennya. Komponen disupply dari kontraktor yang berbeda, perhitungan berbeda biaya komponennya itu. Ada biaya dari komponen itu sendiri, frekuensi dari maintenance itu sendiri apa perlu tiap hari, tiap minggu, lalu apa pemeliharaannya semua sendiri atau dikontrakkan dengan pihak ketiga," katanya.

Selain itu Agung menuturkan, MRT akan memiliki satu tiket khusus. Tiket tersebut akan bisa dibaca dengan cepat oleh mesin tiket kereta MRT. Namun dengan integrasi transportasi kota, PT MRT akan mendorong agar mesin tiket dapat membaca kartu lain dari perbankan. Agung kemudian menjelaskan alasan kereta MRT menggunakan tiket khusus.

"Karena teknologi yang kita pilih adalah sebuah teknologi yang kemampuan membacanya jauh lebih cepat dari pada perbankan. Contoh e-money, untuk tol. Itu sedikit lebih lama dibanding kartu yang mita pilih. Jadi yang kita pilih itu sama seperti KRL. Kecepatan kartu kita maksimal 0,2 detik," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement