REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bayangkan sebuah jendela yang dapat secara langsung berubah menjadi cermin – kemungkinan hal seperti ini sangat nyata. Semua itu dimungkinkan berkat terobosan baru oleh peneliti teknologi nano di Australian National University (ANU).
Peneliti teknologi nano dari Australian National University (ANU) berhasil mengembangkan materi yang menjanjikan perlindungan bagi para astronaut dari radiasi berbahaya, dan begitu juga dengan penggunaan praktis yang lebih dekat di bumi. Para peneliti ANU ini telah menjuluki penemuan mereka sebagai "cermin cerdas", dan yang dibutuhkan untuk mengubahnya hanyalah penyesuaian terhadap suhu.
"Cermin cerdas kami terdiri dari banyak nanopartikel dielektrik yang dirancang dan disusun dengan hati-hati dalam satu lapisan," kata peneliti utama ANU Mohsen Rahmani.
Lapisan nanopartikel itu tersebat sangat tipis sehingga hanya berjarak 0,00005 milimeter. "Teknologi yang ada sekarang ini, semua silikat optik terdiri dari unsur-unsur yang bekerja secara statis," kata Rahmani.
"Yang berarti mereka mentransmisikan cahaya atau memantulkan cahaya, atau sesuatu di antaranya."
Sampai sekarang, silikat optik hanya mampu mencapai satu macam fungsi saja. Tapi dengan peralihan panas, lapisan andalan yang baru ini menjanjikan dapat digunakan untuk fungsi mengubah - menyerap, memantulkan atau memancarkan cahaya dan radiasi.
"Dengan teknologi kami, untuk pertama kalinya Anda dapat memiliki satu elemen yang dapat memiliki semua fungsi pada saat bersamaan, dan Anda dapat mengendalikan cahaya yang lewat atau tercermin," kata Rahmani.
Rahmani mengatakan bahwa lapisan nanopartikel itu cukup tipis untuk dilapisi pada kepala peniti sebanyak ratusan kali, dan bisa diaplikasikan pada permukaan apa pun, seperti sebuah pesawat ruang angkasa.
Dengan menyesuaikan suhu pada lapisan tipis itu, kita bisa mengendalikan sifat optik dari partikel nanopartikel tersebut," katanya.
"Sehingga seluruh permukaan bisa mentransmisikan atau mencerminkan cahaya yang masuk sesuai dengan permintaan."
Salah satu masalah utama yang terlibat dalam perjalanan antariksa berkepanjangan adalah paparan radiasi kosmik. Saat ini panel saringan tebal dibutuhkan untuk melindungi pesawat luar angkasa maupun astronot.
"Seperti kita ketahui, suhu di ruang angkasa sangat bervariasi," kata Rahmani.
"Bayangkan kita bisa memiliki cermin pintar yang bisa memantulkan frekuensi berbeda pada suhu yang berbeda. "Ini bisa memberi platform hebat untuk melindungi perangkat atau astronot di lingkungan yang berbeda di tempat ini."
Jendela berubah menjadi cermin
Mengirim orang ke luar angkasa telah menghasilkan penciptaan dari sejumlah inovasi dan penemuan yang sekarang ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari - busa memori, cat anti karat cepat kering, saringan air, dan beberapa kain antipeluru semuanya berasal dari perlombaan teknologi luar angkasa.
Dan sama seperti inovasi – inovasi tersebut, yang pada awalnya dirancang untuk perjalanan ke luar angkasa, aplikasi ini juga dapat berguna di bumi.
Sama seperti jendela belakang mobil yang memiliki kabel yang terpendam didalam kaca yang berfungsi untuk menghilangkan kabut dengan perubahan panas di permukaan, sistem serupa juga telah diusulkan untuk mengendalikan suhu di lapisan nanopartikel baru itu, dengan mengubah kaca bening menjadi cermin atau panel yang diterangi.
"Prinsip ini cukup dapat diperluas dalam hal frekuensi lain juga," kata rekan peneliti dan profesor Andrey Miroshnichenko.
"Termasuk juga fungsi dapat terlihat, yang membuka seluruh rangkaian jenis-jenis baru dari penerapan teknologi nanopartikel ini, termasuk arsitektur.
"Misalnya, jendela Anda dapat diubah menjadi cermin."
Dengan cermin yang dapat beralih menjadi panel lampu, tim ANU mengatakan teknologinya juga menjanjikan penghematan energi.
Diterjemahkan pukul 10:45 AEST 6/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini