REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim berhasil mengelola arus mudik selama libur Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Menurut Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki, keberhasilan pemerintah ini tak terlepas dari koordinasi antarkementerian yang dilakukan selama bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri.
"Kami pantau sentimen publik cukup positif. Pengelolaan mudik kemarin sangat berhasil," kata Teten di kantornya, Jakarta, Kamis (6/7).
Sebanyak 19 juta jiwa pun tercatat mengikuti arus mudik baik melalui darat, laut, maupun udara. Teten menyebut, pada tahun ini pemerintah berhasil menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, menurunkan angka percaloan secara signifikan, dan juga menurunkan angka pemudik yang mengalami sakit selama liburan.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, mudik pada tahun ini dapat berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya dengan perencanaan dan persiapan lintas sektoral yang lebih matang.
"Presiden secara khusus memerintahkan kami dalam ratas untuk melaksanakan kegiatan mudik lebaran lebih baik dan tidak melaksanakan dengan sektoral. Dan ini yang buat kami semangat, kompak, dan melakukan kegiatan bahu membahu," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah telah melakukan perencanaan, pengecekan kesiapan infrastruktur jalan, penyiapan manajemen dan rekayasa lalu lintas operasional di lapangan, pengecekan kesiapan sarana angkutan, penyiapan fasilitas pendukung, dan sosialisasi jalur utama dan jalur alternatif.
Untuk mengurangi menumpuknya masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan pribadi, pemerintah juga memberikan layanan mudik gratis bagi pengendara sepeda motor. Kendati demikian, Budi mengakui layanan ini masih belum maksimal.
"Motor gratis sudah kita lakukan, kita buat 299.178 orang. Tapi motor karena alasan tertentu belum maksimal. Motor memang jadi 'PR' kita untuk bisa ditingkatkan supaya mereka tidak naik motor lagi," jelasnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, adanya jalur tol darurat di beberapa titik ruas jalan dan empat jalan layang efektif mengurangi kemacetan saat arus mudik dan arus balik. Empat jalan layang tersebut berada di Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi yang berada di ruas jalan Tegal-Purwokerto.
Berdasarkan data dari Korlantas, terjadi penurunan jumlah kecelakaan hingga 30,4 persen, dari 4.551 kecelakaan pada 2016 menajdi 3.168 kecelakaan pada 2017. Sedangkan, jumlah korban kecelakaan juga tercatat mengalami penurunan.
Korban meninggal pada tahun ini menurun sebesar 41,2 persen dari 1.261 orang menjadi 742 orang. Korban luka berat tercatat menurun 40,2 persen dari 1.148 orang menjadi 687 orang dan korban luka ringan turun 23,4 persen dari 5.697 orang menjadi 4.366 orang.