REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Jambi memperkirakan para petani di daerah ini mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat dampak gagal tanam selama periode Januari-Juni 2017.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Damiri, di Jambi, Kamis (6/7), mengatakan dampak dari banjir beberapa bulan yang lalu itu sebanyak 700 hektare lahan yang sudah ditanami padi terendam.
"Tercatat selama periode Januari-Juni 2017 tersebut karena tanaman padi terendam dan membuat tanaman padi menjadi kerdil dan rusak, sehingga jika ditotal kerugiannya mencapai Rp 700 juta," ungkap Damiri.
Oleh sebab itu memasuki minggu pertama Juli 2017 pihaknya berupaya menggenjot untuk penanaman kembali.
Saat ini tercatat baru seluas 50 hektare sawah yang telah ditanami padi kembali yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Pelayangan, Danau Teluk dan Telanaipura.
"Sedang kita upayakan yang gagal agar bisa ditanami kembali dan beberapa lahan pertanian sedang dilakukan pembersihan. Selesai dibersihkan kemudian bisa ditanami kembali," katanya.
Pemkot Jambi pada tahun 2017 menargetkan seluas 1.000 hektare lahan bisa di tanam padi yang diyakini target luas tanaman padi tersebut bisa tercapai.
Sedangkan untuk target produksi diperkirakan tidak tercapai karena para petani telah tiga kali mengalami gagal tanam.
Sementara itu, Wali Kota Jambi Syari Fasha sebelumnya pernah mengatakan pemerintah telah memiliki program dan bantuan untuk para petani yang mengalami gagal tanam dan gagal panen.
Selain itu juga pemerintah pusat yang berkerja sama dengan pemerintah daerah juga memiliki program asuransi pertanian, yakni Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang bisa dimanfaatkan petani untuk mengantisipasi dampak dari gagal tanam.