REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel kembali mengurangi pasokan listrik ke jalur Gaza. Bila sebelumnya Israel menyuplai sekitar 120 megawatt, kali ini dipangkas menjadi hanya 55 megawatt.
Hal tersebut dikritik keras oleh otoritas energi Gaza. "Pengurangan (suplai) listrik yang terus berlanjut oleh Israel menambah beban lebih lanjut terhadap penduduk Gaza yang sudah menderita, terutama karena suhu musim panas yang melonjak," kata otoritas energi Gaza, seperti dikutip laman Anadolu Agency, Kamis (6/7).
Otoritas enegeri Gaza mengungkapkan bahwa saat ini daerah pesisir Gaza hanya menerima total 140 megawatt listrik dari. Jumlah itu merupakan akumulasi pasokan listrik dari Mesir, Israel, serta pembangkit listrik yang masih berfungsi di daerah tersebut.
Jumlah tersebut dinilai masih sangat minim dan tak akan bisa memenuhi kebutuhan energi di Gaza. Menurut otoritas energi, Gaza membutuhkan suplai listrik sebesar 500 megawatt untuk menunjang kehidupan sekitar dua juta penduduknya.
Israel pertama kali memangkas pasokan listrik ke jalur Gaza pada 19 Juni. Mereka mengklaim tindakan tersebut merupakan permintaan dari Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah.
Pada April lalu, Presiden Palestina, sekaligus pemimpin PA, Mahmoud Abbas, berjanji akan mengambil langkah-langkah yang belum pernah dilakukan untuk menekan gerakan perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza. Tujuannya adalah agar Hamas melepaskan kendali atas Gaza.