Jumat 07 Jul 2017 15:03 WIB

JK: Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Butuh 10 Tahun Lebih

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Antara/HO/Humas UMY Hamim Thohari
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, pemindahan ibukota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan membutuhkan waktu persiapan sekitar lebih dari 10 tahun. Karena, ibukota tidak bisa dipindahkan secara langaung sebelum semua fasilitasnya tersedia secara lengkap.

"Tidak mungkin hanya dua departemen saja pindah ke sana, ke Kalimantan. Ndak mungkin lah, musti lengkap betul baru pindah karena saling berhubungan pemerintah ini," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jumat (7/7).

Jarak perpindahan ibukota juga perlu diperhatikan. Jusuf Kalla mencontohkan, pusat pemerintahan Malaysia hanya pindah sekitar 30 kilometer dari Kuala Lumpur. Namun yang pindah hanya kantor kementerian saja, sedangkan kantor parlemen, angkatan bersenjata, dan Mahkamah Agung Malaysia tetap berada di Kuala Lumpur.

Rencana pemindahan ibukota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan memang masih dikaji oleh pemerintah. Jusuf Kalla mengatakan, rencana ini harua dikaji secara seksama karena Indonesia merupakan negara yang wilayahnya besar. Umumnya negara yang mempunyai ibukota kecil merupakan negara federal seperti Australia, Amerika, Myanmar, dan Malaysia.

"Malaysia itu federal, yang urusan pengusaha itu tidak pernah berhubungan lagi dengan pusat tetapi berhubungan dengan pemerintah daerah," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, setelah ada otonomi daerah sebetulnya Indonesia sudah bisa menjalankan sistem seperti negara-negara federal tersebut. Namun pada praktiknya semua urusan masih dipegang oleh pemerintah pusat.

Di sisi lain, Jusuf Kalla mengapresiasi upaya besar rencana pemindahan ibukota ini. Hanya saja, rencana tersebut harus dikaji dengan seksama dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia saat ini.

"Tapi ini suatu upaya besar betul yang harus dikaji dengan betul khususnya dalam keadaan sekarang ini, dimana keuangan negara tidak terlalu baik, tidak berarti tiba-tiba tahun depan mau pindah, tidak," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menambahkan, perlu dipikirkan juga pembangunan fasilitas bagi para pegawai pusat yang berjumlah sekitar 900 orang. Pemindahan ibukota membutuhkan membutuhkan dana yang besar sehingga tidak mudah. Menurut Jusuf Kalla, pemindahan ibukota jangan hanya karena alasan mengurangi macet dan banjir saja.

"Kalau macet ya selesaikan macetnya bukan selesaikan ibukotanya, perbaiki dan percepat MRT, LRT, percepat bus. Kalau banjir ya perbaiki drainase, karena kalau pindah pun pasti tetap banjir juga kalau kita tidak perbaiki drainase dengan cepat," kata Jusuf Kalla.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement