REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan lokal di bidang teknologi finansial (fintech) Paytren berencana meluncurkan manajemen investasi syariah bernama Paytren Asset Management (PAM).
Komisaris Utama sekaligus pemilik PT Veritra Sentosa International (Treni) Ustaz Yusuf Mansur mengungkapkab bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan segera mengajukan proses perizinan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencana perizinan ke regulator ini sempat tertunda karena harus menyelesaikan laporan keuangan dan waktu yang terpotong libur Lebaran.
"Sebab umur laporan keuangan kan umurnya 90 hari saja. Karena keburu sibuk Lebaran, kami tunda. Tanggal 10 Juli ini kami resmi submit ke OJK. Mohon doa," tutur dia dalam chat dengan tirto.id yang dikirimkannya kepada Republika.co.id, Jumat (7/7).
Ustaz Yusuf menjelaskan, nantinya PAM akan membuka pengelolaan investasi baik dari internal maupun eksternal anggota Paytren. Saat ini valuasi Paytren sebagai payment gateway ditaksir sekitar Rp 4 triliun. Adapun per Jumat (7/7), terdapat 1,6 juta pengguna baik Android maupun iOS dengan 300-400 ribu transaksi per hari dengan nilai di kisaran antara Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar. Sedangkan pengguna baru mencapai sekitar 3.000 hingga 5.000 pengguna per harinya. Potensi yang besar ini menurut Ustaz Yusuf sangat perlu dikembangkan.
"Paytren bukan investasi. Paytren adalah perusahaan payment gateway. Untuk investasi, benderanya PAM," kata Ustaz Yusuf.
Adanya PAM ini diharapkan dapat memajukan perekonomian syariah Indonesia. Untuk itu, pihaknya telah mengundang para profesional yang ahli di bidang manajement investasi syariah untuk menjalankan PAM.
Kehadiran perusahaan ini, menurutnya akan menjadi milestone di tanah air. Sebab, sejauh ini belum pernah ada manajer investasi syariah yang resmi. Setelah mengantongi perizinan manajemen investasi syariah dari OJK, ia berharap dapat memberikan contoh bagi para pelaku usaha di bidang yang sama untuk taat regulasi dan meyakinkan bahwa regulasi ada untuk memudahkan.
"Karenanya saya lewat Paytren, mendukung penuh. Termasuk segala permodalan yang dibutuhkan. Dengan tetap mengedepankan visi misi keummatan dan kebangsaan," tuturnya.