Jumat 07 Jul 2017 15:41 WIB

Rusia Keberatan Atas Pemberian Sanksi Baru Bagi Korut

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia telah menolak pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan tindakan signifikan dalam menanggapi peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua Korea. Rusia beralasan bahwa rudal itu sebenarnya adalah jarak menengah, bukan antarbenua.

Beberapa diplomat PBB mengatakan, Amerika Serikat mengedarkan pernyataan untuk diadopsi oleh 15 orang anggota dewan keamanan setelah mengumumkan rencana menjatuhkan resolusi sanksi baru. Namun Rusia mengajukan keberatan atas hal itu.

Seperti dilansir Aljazirah, Jumat, (7/6), draf pernyataan tersebut mengingatkan, dewan keamanan setuju untuk mengambil tindakan signifikan lebih lanjut jika ada uji coba nuklir atau peluncuran rudal lainnya dilakukan Korut. Badan utama PBB akan segera bertindak.

Misi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa bersikukuh bahwa Rusia tidak menghalangi pernyataan tersebut. Namun menyarankan agar Amerika Serikat membuat amandemen yang sesuai untuk itu.

Delegasi Rusia tidak menyetujui jika uji coba rudal balistik yang dilakukan Korut adalah rudal balistik antarbenua. Kementerian pertahanan Rusia percaya berdasarkan sistem pelacakannya rudal tersebut berada pada jarak menengah.

Sejumlah diplomat mengatakan, Amerika menolak pernyataan Rusia yang menyebut rudal yang diluncurkan Korut adalah  jarak menengah.

Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan,bahwa Hwasong-14 yang diluncurkan pada hari Selasa adalah rudal antar benua.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement