REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, sangat menyayangkan kejadian pembegalan di Jalan Dago yang menyebabkan korban meninggal dunia. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak terulang, Ridwan Kamil, akan terus menyosialisasikan hadirnya aplikasi panic button.
Ridwan Kamil mengatakan, panic button merupakan aplikasi berbasis android untuk menyampaikan kondisi darurat yang dialami warga. Dengan menekan tombol panik pada telepon seluler pintar itu, petugas di Bandung Command Center akan langsung menanggapi.
"Jadi sistemnya sudah ada, polisi sudah siap. Dalam waktu dekat kita joint lagi, untuk memastikan sudah memadai," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan saat Konferensi Pers di Polrestabes Bandung, Jumat (7/7).
Sementara menurut Korban yang juga istri Alfaris, Rena, saat kejadian, ia bersama mendiang suaminya ini baru pulang dari rumah orang tuanya di Baleendah, Kabupaten Bandung. Mereka pergi selepas shalat Shubuh menempuh rute Jalan Buah Batu-Seram-Martadinata untuk menuju Dago.
"Tiba-tiba pas di Dago, dari sebelah kiri, samping, tas saya diambil, dijambret. Lalu ditendang, motor oleng, jatuh, dan pingsan," katanya yang turut hadir saat konferensi pers tersebut.
Sesadarnya dari pingsan, dia mendapati dirinya sudah dikerumuni warga yang ingin membantu. "Lalu saya pakai angkot dibawa ke (rumah sakit) Borromeus," katanya.
Saat dirawat, kata dia, ia dalam kondisi baik karena hanya menderita luka memar. Namun, suaminya memerlukan perawatan khusus karena menurut dokter mengalami luka di hati. "Kata dokter ada cairan yang pecah di hati. Hari pertama dirawat, masih belum siuman. Lalu hari kedua semakin kritis dan dinyatakan meninggal," katanya.
Rena merasa sangat terpukul dengan kejadian ini, terlebih mereka baru lima bulan menikah. Dia pun berharap pelaku bisa diganjar hukuman yang setimpal. "Inginnya hukum mati. Biar setimpal dengan (meninggalnya) suami saya," katanya.