REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polresta Tasikmalaya mengadakan rekonstruksi pembunuhan yang dilakukan oleh tersangka RA (15 tahun) terhadap dua anak gadis berinisial IN (11) dan WF (11) di Mapolresta Tasik. Secara total pelaku memeragakan 35 adegan dengan disaksikan kepolisian dan masyarakat.
Kasatreskrim Polresta Tasik, AKP Bimo mengatakan, kesemua adegan yang diperagakan sudah cocok dengan kesaksian tersangka dan korban yang masih hidup, yaitu IN. "Tadi ada 35 reka adegan untuk rekonstruksi tersangka RA, sudah klop dengan kesaksian korban yang masih hidup dan tersangka. Yang baru terungkap mungkin posisi-posisi saja baik dari letak barang bukti dan ciptratan darah terbuka ketahuan semua," katanya usai rekonstruksi, Jumat (7/7) sore.
Mulanya, tersangka diduga melakukan tindakan asusila terhadap WF lantaran jenazah WF ditemukan dalam posisi menungging. Namun, tersangka masih belum mengakui perbuatan itu. Pihak kepolisian pun menunggu hasil otopsi untuk mengetahuinya.
"Sampai saat ini, yang bersangkutan tidak mengakui dan nanti menunggu hasil otopsi hari Jumat (pekan depan). Keterangan dokter belum ada soal sperma (yang ditemukan di tubuh WF), tunggu otopsi," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengatakan, rekonstruksi sengaja diadakan di Mapolres menjaga keamanan tersangka. Ia khawatir jika rekonstruksi diadakan di TKP akan cenderung tidak kondusif. "Khawatir tidak kondusif makanya dilakukan di markas Polres saja, takut ricuh," ucapnya.
Sebelumnya, kasus pembunuhan yang dilakukan RA menggegerkan Kota Tasikmalaya. Pengungkapan kasus ini diawali dengan penemuan korban tewas di pinggir sungai Ciloseh, Keluruhan Sukaasih, Kecamatan Purbaratu pada Jumat (30/6). Selain WF, IN juga ditemukan di lokasi yang sama dengan kondisi leher terluka parah. Beruntung nyawanya masih tertolong. Saat ini, ia tengah dirawat di RSUD Dr Soekardjo.