Ahad 09 Jul 2017 14:08 WIB

Harga 17 Saham IPO Naik pada 2017

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja melintas didekat layar pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/6).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melintas didekat layar pergerakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setidaknya, 17 dari 19 perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di 2017 mengalami kenaikan harga saham antara 0,67 persen hingga 1.538,10 persen pada penutupan perdagangan akhir pekan ini dibandingkan dengan harga sahamnya saat melakukan IPO.

Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono menyebutkan, kenaikan harga saham tersebut mengindikasikan bahwa investasi di pasar modal Indonesia masih menjanjikan imbal hasil yang signifikan dibandingkan produk investasi lain.

BEI mencatat, saham IPO yang mengalami kenaikan tertinggi di sepanjang tahun ini adalah saham dari PT Sanurhasta Mitra Tbk dengan kenaikan 1.538,10 persen, disusul oleh saham PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk dengan peningkatan 1.527,27 persen dan saham PT Marga Abhinaya Abadi Tbk dengan penguatan 458,04 persen. Sementara itu, saham PT Megapower Makmur Tbk menjadi saham perusahaan yang dicatatkan paling terbaru, yakni pada Rabu (5/7) dan harga sahamnya telah meningkat sebesar 165 persen dibandingkan harga IPO-nya.  

Yulianto menambahkan bahwa laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menembus level tertingginya sepanjang masa di 5.910,23 poin pada penutupan perdagangan Senin (3/7) menjadi salah satu faktor pendukungnya. Sayangnya, laju IHSG sendiri pada pekan ini mengalami perubahan 0,25 persen menjadi 5.814,79 poin dibandingkan dengan posisi pada penutupan akhir pekan lalu yang berada di posisi 5.829,70 poin.

"Alhasil nilai kapitalisasi pasar BEI juga mengalami perubahan sebesar 0,28 persen menjadi Rp 6.354,86 triliun dari Rp 6.372,81 triliun," ujar Yulianto dalam siaran pers BEI, Ahad (9/7).

Selain itu, BEI juga merilis bahwa rata-rata frekuensi transaksi harian sepekan terakhir mampu mencatatkan kenaikan 12,23 persen menjadi 270,56 ribu kali transaksi dari 241,06 ribu kali transaksi. Sementara rata-rata nilai transaksi harian pada pekan ini berubah 24,88 persen menjadi Rp 6,70 triliun dari Rp 8,92 triliun, dan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan juga mengalami perubahan 54,51 persen menjadi 6,04 miliar unit saham dari 13,28 miliar unit saham sepekan sebelumnya.

Pada pekan ini, Obligasi di BEI yang dapat dipilih oleh investor semakin bertambah. Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap III Tahun 2017 yang diterbitkan oleh PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp745,50 miliar pada hari Senin (3/7).

Dengan demikian, total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2017 adalah 36 emisi dari 31 Emiten senilai Rp 60,51 triliun.

Sementara total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 323 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 334,17 triliun dan 67,5 juta dolar AS, diterbitkan oleh 108 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 95 seri dengan nilai nominal Rp 1.952,23 triliun dan 200 juta dolar AS, dan 8 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp 3,45 triliun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement