REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa tektonik berkekuatan M5,1, Ahad (9/7) mengguncang Jawa Barat pukul 05.48.33 WIB. Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempa bumi dengan episenter pada koordinat 7,66 LS dan 105,85 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 96 km arah baratdaya kota Pelabuhan Ratu pada kedalaman 55 km itu tidak berpotensi tsunam.
"Di Pengalengan, Bogor, Garut, dan Bandung gempa dirasakan dalam skala intensitas I SIG-BMKG (I-II MMI)," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Gempa juga dilaporkan dirasakan lemah di Jakarta Selatan pada gedung bertingkat. Dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan di daerah Malingping, Bayah, Cikawung, Pasirnangka, Barengkok, dan Ujunggenteng juga dirasakan dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI).
"Beberapa warga di daerah ini sempat berlarian ke luar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya.
Deskripsi guncangan gempabumi III MMI menunjukan bahwa gempa dirasakan oleh orang banyak tetapi belum bemenimbulkan kerusakan. Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 70 mm/tahun.