Ahad 09 Jul 2017 14:18 WIB

Gedung Putih Salah Sebut Xi Jinping Sebagai Presiden Taiwan

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Xi Jinping
Foto: Reuters
Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji hubungan baiknya dengan Presiden Cina Xi Jinping saat melakukan pembicaraan di forum G20 di Hamburg. Namun pujiannya itu dirusak ketika Gedung Putih secara keliru menyebut kepala partai Komunis itu sebagai presiden Taiwan, bukan Cina.

 

Pernyataan AS berisi kesalahan kritis. Alih-alih menyebut Xi Jinping dengan jabatan yang benar, yaitu Presiden Republik Rakyat Cina, justru mengidentifikasinya sebagai presiden Republik Cina, nama resmi untuk Taiwan. Presiden Taiwan yang terpilih secara demokratis adalah Tsai Ing-wen, seorang lulusan London School of Economics.

 

Trump dan Xi bertemu selama lebih dari 90 menit di Hamburg pada Sabtu siang waktu setempat untuk membicarakan program nuklir Korea Utara  dan perdagangan. “Merupakan sebuah kehormatan karena memiliki teman seperti Anda,” kata Trump kepada Xi menurut sebuah pernyataan dari juru bicara Gedung Putih, dikutip The Guardian, Ahad (9/7).

 

Atas kesalahan fatal tersebut, beberapa pakar Cina mengkritisi pernyataan Gedung Putih. Salah satunya Bill Bishop, penerbit Sinocism, sebuah buletin tentang ekonomi dan politik Cina yang menyebutkan di Twitternya betapa banyaknya pihak amatir menanggapi pernyataan Gedung Putih itu.

 

Selain itu pakar Cina di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington Bonnie Glaser juga mengkritisinya. “Ini adalah kecerobohan yang cukup besar,” katanya. “Xi Jinping akan sedikit kehilangan muka, mungkin tidak akan terlalu banyak dilaporkan (di Cina) dan ini membuat Tsai Ing-wen tertawa.”

 

Namun menurut Glaser para pengamat akan dengan cepat menyalahkan kesalahan pada gaya pemerintahan ‘agak tidak biasa’ Trump dan kegagalannya untuk mengisi banyak posisi pemerintah. Para pakar memperingatkan hubungan antara Washington dan Beijing menuju jalan berbatu setelah kedua pemimpin itu gagal menyepakati bagaimana menggagalkan ambisi nuklir dari diktator Korea Utara Kim Jong-un. Korut melakukan tes pertamanya terhadap rudal balistik antarbenua (ICBM) pada pekan lalu.

 

Kesalahan serupa juga pernah terjadi pada pemerintahan sebelumnya. Ketika pendahulu Xi, Hu Jintao, melakukan tur ke AS pada 2006. Gedung Putih di bawah pimpinan George W Bush melakukan kesalahan diplomatik sendiri dengan memperkenalkan lagu kebangsaan Republik Rakyat Cina sebagai milik Taiwan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement