Ahad 09 Jul 2017 14:23 WIB

Baku Tembak Perbatasan Kashmir-Pakistan Tewaskan 7 Orang

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Bentrok di Kashmir.
Foto: ap
Bentrok di Kashmir.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Sebanyak tujuh orang tewas dalam baku tembak lintas perbatasan antara Pakistan dan India di Kashmir pada Sabtu (8/7) waktu setempat. Pada hari itu pula merupakan peringatan pembunuhan militan yang meningkatkan ketegangan di wilayah yang disengketakan tersebut.

 

Aksi kekerasan itu terjadi saat ratusan militan dan aktivis politik turun ke jalan di Kashmir Pakistan untuk memperingati kematian Burhan Wani, seorang militan yang tewas oleh tentara setelah mendorong penduduk mayoritas Muslim di kawasan itu untuk bangkit melawan pasukan India.

 

Seorang saksi mata mengaku melihat para pengunjuk rasa itu memegang bendera Pakistan dan spanduk. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang memuji pengorbanan Wani dan lainnya, dan berjanji untuk melanjutkan perang suci di Kashmir India. “Jihad adalah jalan kami, kebebasan adalah tujuan kami,” teriak para pengunjuk rasa tersebut sambil mengangkat foto Wani.

 

Di Kashmir yang dikuasai India, seorang saksi mata lain melihat para pengunjuk rasa menggunakan masker wajah dan melemparkan batu ke polisi di pusat kota Srinagar,  ibu kota kawasan musim panas itu. Polisi kemudian membalasnya dengan menembakkan gas air mata dan melemparkan batu-batu.

 

Menurut keterangan dari polisi setempat, lima orang tewas di wilyah perbatasan sengketa Pakistan dan 10 lainnya terluka dalam baku tembak lintas batas itu. Sedangkan juru bicara militer India mengatakan ada dua warga sipil terbunuh dan dua lainnya terluka di sisi perbatasan akibat penembakan tentara Pakistan.

 

Pemerintah Pakistan mengatakan mereka memanggil Wakil Komisaris Tinggi India JP Singh karena pelanggaran gencatan senjata yang dianggap tidak beralasan tersebut. Sementara itu Pemerintah India memblokir akses internet di Kashmir pada Jumat dan menutup kota asal Wani setelah mengetahui pendukungnya akan melakukan aksi demonstrasi untuk memperingatinya.

 

Kedua negara tetangga di Asia Selatan itu telah memperjuangkan dua dari tiga perang kedua negara sejak kemerdekaan pada tahun 1947 di Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim. Keduanya mengklaim secara keseluruhan wilayah tersebut namun memerintah sebagian. India menyalahkan Pakistan karena mendorong militan dari bagian Kashmir untuk melakukan serangan. Namunn tuduhan tersebut ditolak oleh Islamabad.

 

India berjuang memulihkan keadaan normal di Kashmir, dengan menyiapkan ribuan tentara setelah pembunuhan Wani. Di mana insiden itu menjadi sebuah pemberontakan bersenjata selama 28 tahun yang kini telah surut, dengan sedikit perhatian dari dunia internasional.

 

Seorang komandan militan Kashmir yang berbasis di Pakistan Syed Salahuddin menyerukan aksi demonstrasi tersebut pada Sabtu untuk memperingati kematian Wani. Ia juga yang memimpin aksi unjuk rasa di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan. Di mana pada pekan lalu Washington menambahkannya sebagai daftar teroris global pada pekan lalu.

 

Anggota Dewan Serikat Jihad, sebuah badan payung anti-India yang berbasis di Kashmir yang berbasis di Pakistan, itu berjanji untuk melanjutkan perjuangannya untuk membebaskan Kashmir dan meminta Islamabad untuk mendukung usaha mereka secara militer. “Dukungan diplomatik, moral dan politik tidak akan berjalan lagi,” katanya, kepada kerumunan besar yang bberkumpul di sebuah tempat terbuka di Muzaffarabad.

 

Dalam sebuah dialog tripartit antara India, Pakistan dan Kashmir, dia mengatakan akan menyambut penyelesaian perselisihan tersebut sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement