REPUBLIKA.CO.ID, ASAKURA -- Regu penyelamat Jepang melanjutkan pencarian mereka terhadap korban hujan lebat, yang memicu banjir dan tanah longsor di Jepang barat daya. Hujan menewaskan sedikit-dikitnya 18 orang dan menyebabkan ratusan lagi mengungsi, kata media penyiaran NHK pada Ahad (9/7).
Sekitar 1.900 polisi dan tentara dengan menggunakan alat berat menerjang hujan, bergulat dengan potongan kayu dan lumpur, yang memutus jalan. Pihak berwenang memperingatkan akan hujan lebat di kemudian hari dan kemungkinan longsor. Hujan lebat tersebut disebabkan udara bertekanan rendah di Samudera Pasifik, yang memasok udara hangat dan lembab ke garis awan hujan Jepang.
Di Fukuoka dan Oita, daerah paling parah terkena bencana itu, 18 orang tewas dan 14 lagi luka, sementara sekitar 570 orang terkucil dan lebih dari 20 orang belum diketahui keberadaannya.
"Menimbang perasaan orang-orang yang keluarganya hilang, saya ingin menyelamatkannya sesegera mungkin," kata Kiyoharu Kawano seorang anggota pasukan pertahanan.
Warga setempat menangani upaya pembersihan dengan penuh perjuangan. "Ini sulit, ini sulit," kata pria tua, yang menarik gerobak dorong ketika hujan deras, membawa lumpur keluar dari restoran mie ramen tua yang terbuat dari kayu.
Kota Asakura dilanda hujan hingga lebih dari 600 milimeter sejak Rabu, dan Hita digempur hujan hingga hampir 450 milimeter pada waktu yang sama, menurut badan meteorologi.
Badan meteorologi tersebut mengatakan cuaca diperkirakan membawa 120 milimeter curah hujan ke wilayah Kyushu utara pada Senin siang dan 100 milimeter di wilayah Chugoku, Jepang barat.