REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emi (30 tahun) awalnya hanya ibu rumah tangga biasa. Dorongan untuk terus maju dan berkembang membuatnya selalu bersemangat untuk bisa memberdayakan diri agar lebih bermanfaat bagi keluarganya.
Memiliki dua anak merupakan anugerah sekaligus tanggung jawab bagi Emi dan suami untuk dapat memberikan hidup dan pendidikan yang layak bagi kedua buah hatinya. Untuk biaya hidup sehari–hari, Emi lebih mengandalkan jerih payah dari hasil kerja keras suaminya yang bekerja sebagai pedagang aneka lampu. Namun, keinginan Emi yang kuat untuk dapat lebih berdaya dan membantu menambah penghasilan keluarga membuat Emi tergerak untuk merintis usaha pertamanya membuat paper bag.
Ide usaha membuat paper bag ini berawal dari keinginan Emi untuk mengolah limbah kertas bekas agar menjadi barang yang lebih memiliki nilai jual dan manfaat. Usaha yang ia rintis ini, mendapatkan modal pertama dari Amartha sebesar tiga juta rupiah di tahun pertama keikutsertaan Emi sebagai mitra Amartha.
Gayung bersambut, produk paper bag Emi ternyata diminati beberapa toko, bahkan ada beberapa toko merchandise dan toko kerudung yang sudah menjadi langganan tetap produk paper bag Emi. Sejak awal usaha paper bag dirintis, Emi mampu memproduksi hingga 100 buah paper bag dalam sehari, pendapatan yang ia dapatkan dari usaha paper bag mencapai 200 Ribu dalam sehari.
“Sehari saya bisa bikin sampai 100 paper bag, saya kerjakan sendiri semuanya, lalu kirim ke toko–toko, Pendapatannya dalam sehari bisa sampai Rp 200 ribu,” ujar Emi.
Merambah Usaha Lain
Usaha paper bag Emi kian sukses dan semakin banyak dikenal masyarakat, namun keinginan Emi untuk terus mengembangkan diri, dan menambah pundi–pundi penghasilan keluarga, membuat Emi membulatkan tekad untuk merambah usaha lain juga. Kini selain menekuni usaha pembuatan paper bag, Emi juga menerima jasa pemasangan mute untuk baju dan kerudung.
Kebanyakan pelanggan pasang mute Emi berasal dari pedagang baju dan kerudung di Pasar Anyar Bogor. Usaha paper bag dan jasa pasang mute ini tentunya mampu menambah pundi–pundi penghasilan Emi. Jika awalnya sumber penghasilan keluarga hanya dari suami, kini Emi pun telah turut menggerakan roda perekonomian keluarga untuk meraih kesehjahteraan ekonomi. Dari ibu rumah tangga biasa, Emi membuktikan bahwa tekad dan keinginan yang kuat mampu mendorong Emi untuk lebih menebar manfaat bagi dirinya dan keluarga.
“Alhamdulilah, saya senang bisa lebih bermanfaat bagi keluarga, bisa bantu suami tambah penghasilan, saya ingin usaha saya bisa makin berkembang, semakin banyak pelanggan,” kata Emi, menceritakan harapannya ke depan.
Kedua usaha yang dirintis Emi dari nol ini, perlahan semakin mendapatkan hati para pelanggannya, semakin banyak toko–toko yang memesan paper bag Emi , selain itu jasa pasang mute nya pun semakin dikenal oleh pedagang-pedagang di beberapa pasar di Bogor.
Dalam sehari Emi bisa menerima lusinan permintaan pasang mute di baju atau kerudung dari pedagang–pedagang baju dan kerudung. Kerapian dan ketelitian Emi dalam jasa pasang mutenya membuat hasil pasang mute Emi dikenal akan kualitasnya yang bagus.
Dengan kerja kerasnya dalam mengembangkan usaha paper bag dan pasang mute, saat ini Emi telah memiliki puluhan pelanggan. Hal tersebut membuktikan usaha yang ia tekuni kurang lebih satu tahun ini mampu berkembang dan kian sukses.
Pendapatannya saat ini telah membantu perekonomian keluarga menjadi lebih baik. Dari hasil kedua usahanya, Emi mampu mengalokasikan beberapa rupiah untuk tabungan pendidikan kedua buah hatinya. Selain itu dari hasil pendapatan kedua usaha Emi, ia mampu menambah modal usaha untuk paper bag dan usaha pasang mutenya.
Emi telah membuktikan bahwa kerja kerasnya dan berbagai asa yang ia rajut untuk dapat lebih berdaya dan hidup lebih baik, mampu mewujudkan mimpi–mimpi akan usahanya. Kini Emi telah menjadi ibu rumah tangga sekaligus penggerak perekonomian keluarga melalui usaha yang ia bangun.
Bersama Amartha, Emi terus merajut asa menata masa depan keluarga kecilnya menjadi lebih baik dan sejahtera. Amartha sendiri telah memberikan pembiayaan kepada lebih lebih dari 36 ribu ibu–ibu di berbagai pelosok pedesaan, untuk lebih berdaya dan turut serta membangun ekonomi keluarga.