Ahad 09 Jul 2017 21:23 WIB

Theresa May Kecewa Trump Cabut Kesepakatan Iklim Paris

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
Perdana Menteri Inggris Theresa May
Foto: Richard Pohle/Pool via AP Photo
Perdana Menteri Inggris Theresa May

REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG -- Presiden AS Donald Trump dibiarkan terisolasi pada akhir pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman, setelah setiap pemimpin dunia lainnya menandatangani deklarasi kesepakatan iklim Paris.

Setelah publikasi sebuah komunike terakhir dengan kelompok G19 untuk pertama kalinya, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, ia kecewa dengan keputusan AS untuk mencabut kesepakatan iklim Paris tersebut. Ia secara pribadi telah mendesak Presiden AS untuk mempertimbangkan kembali.

Ketika ditanya mengapa dia gagal mengangkat isu tersebut selama pertemuan bilateral 50 menit resmi dengan Trump di Hamburg Messehallen, May mengatakan, ia sudah berusaha membawa isu kesepakatan perubahan iklim dengan Presiden Trump. "Saya telah melakukan sejumlah percakapan dengan Trump saat saya berada di G20. Apa yang saya lakukan adalah mendorongnya untuk membawa Amerika Serikat kembali ke kesepakatan Paris, dan saya terus berharap itulah yang akan dilakukan Amerika Serikat," ujar May seperti dilansir Guardian, Sabtu, (8/7).

Itu terjadi setelah Presiden AS berjanji pada May bahwa AS siap untuk melakukan kesepakatan perdagangan dengan Inggris sesegera mungkin setelah Brexit. "Tidak ada negara yang bisa lebih dekat dari negara kita," kata Trump.

"Kita telah menangani sebuah kesepakatan perdagangan yang akan menjadi kesepakatan yang sangat besar, kesepakatan yang sangat kuat dan bagus untuk kedua negara. Saya pikir kita akan melakukannya dengan sangat, sangat cepat," ujar Trump.

Trump menambahkan, Perdana Menteri May dan ia telah mengembangkan hubungan yang sangat khusus dan ia berpikir perdagangan akan menjadi faktor yang sangat besar antara kedua negara.

Itu terjadi saat May menggunakan KTT dua hari untuk memusatkan perhatian pada kemungkinan peluang perdagangan pascaBrexit dalam serangkaian pertemuan satu lawan satu dengan para pemimpin non-Uni Eropa, termasuk pemimpin Cina Xi Jinping, Narendra Modi dari India, dan Shinzo Abe dari Jepang.

"Saya telah mengadakan sejumlah pertemuan dengan para pemimpin dunia lainnya di KTT ini dan mereka sangat ingin menjalin hubungan perdagangan baru yang ambisius dengan Inggris setelah Brexit, " kata May.

Ini adalah suara kepercayaan yang kuat terhadap barang-barang Inggris, layanan Inggris, ekonomi Inggris dan orang-orang Inggris. "Kami berharap dapat membangun percakapan ini bulan depan."

May mengatakan, ia tidak akan ragu dengan tawaran Trump namun tetap optimis.

Namun, para kritikus dengan cepat memperingatkan agar tidak terlalu percaya dengan omongan Trump

"Saya pikir itu omong kosong politik. Tidak akan ada kesepakatan perdagangan AS-Inggris yang cepat," kata seorang mantan pejabat senior di IMF dan di Pemerintah Kanada, yang paham dengan AS dalam sebuah perundingan perdagangan utama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement