Senin 10 Jul 2017 12:47 WIB

'Sulit Bagi Klub Indonesia Main Dua Laga dalam Satu Pekan'

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Rayana Djakasurya
Foto: facebook
Rayana Djakasurya

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pengamat sepak bola Indonesia Rayana Djakasurya melihat sebaiknya agenda Liga 1 tidak memaksakan masing-masing klub memainkan dua pertandingan dalam satu pekan. Menurut dia, hal itu sangat mengganggu ketahanan fisik setiap pemain yang dampaknya tidak baik saat pertandingan berlangsung. "Ini ada klub hari Minggu bertanding. Kemudian tengah pekan main lagi. Ini mengganggu ketahanan fisik pemain," kata Rayana, kepada Republika.co.id, Senin (10/7).

Di Eropa, kata Rayana, memang biasa bagi setiap klub memainkan dua laga dalam satu pekan. Lantaran hampir semua klub di Benua Biru sudah punya standar yang bagus untuk membuat program terhadap pemain. Di Indonesia, menurut Rayana, belum bisa seperti itu. Terlebih, saat ini sepak bola Tanah Air masih berupaya bangkit setelah kevakuman selama dua tahun akibat dualisme PSSI dan sanksi dari FIFA.

Akan tetapi, pengamat yang biasa disebut sebagai pakar sepak bola Italia ini memaklumi keputusan PSSI yang tidak memfokuskan pertandingan Liga 1 pada akhir pekan saja. Rayana melihat PSSI masih dalam tahap membangkitkan lagi antusiasme sepak bola Indonesia. Terutama dalam menarik penonton sebanyak-banyaknya.

Ia yakin PSSI sudah memikirkan agar ke depan, sepak bola Indonesia perlahan dapat meningkatkan kualitas baik secara ekonomi, teknik sepak bola di lapangan hingga kualitas kinerja wasit untuk membuat sepak bola fair play. "Sekarang bagaimana sepak bola bisa ditonton setiap hari, supaya penonton banyak. Mutu dan kualitas belum bisa dijamin," ujar Rayana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement